Perempaun bermata violet kala hujan menjatuhkan seluruh kenangan itu membuatku jatuh cinta pada pandangan pertama. Hanya dalam hitungan kedipan mata saja dia mampu untuk menakhlukkanku dalam kecup bibirnya. Bibir yang senantiasa merekahkan hasrat untuk selalu menikmatinya. Sebagai laki-laki normal aku ingin melakukan lebih bersamanya, tapi aku tak sanggup.
Komentar Terbaru