Budayawan Ajip Rosidi memperlihatkan buka karya terbarunya “Tapak Meri 1995” (2018) yang dibagikan kepada tamu undangan sebelum membacakan pemenang Hadiah Sastera Rancage 2018 dan Hadiah Samsudin 2018 di acara “Ajip Rosidi Delapan Puluh Tahun”
Memasuki tahun ke 28 Yayasan Kebudayaan Rancage kembali memberikan hadiah kepada para penulis sastra berbahasa ibu (bahasa daerah). Hadiah Sastera Rancagé 2018 untuk Sastera Sunda diraih Nazarudin Azhar untuk karyanya “Miang “ dan Hadiah Samsudi diraih Tetti Hodijah untuk karyanya “Ulin ka Monumen”.
Yayasan Kebudayaan Rancage sepanjang tahun 2017 menerima 28 judul buku untuk sastra. Tahun sebelumnya ada 40 judul buku yang terbit, dan dari ke-28 judul adalah karya Ajip Rosidi yang merupakan cetak ulang atau kumpulan karya bersama yang sejak awal telah ditetapkan tidak akan dipertimbangkan untuk memperoleh hadiah Rancage.
Setelah diseleksi jumlah buku yang dinilai tinggal 15 judul. “Setelah dibaca dengan cermat ditetapkan dua judul buku yang dinominasikan, ‘Hiji Tanggal nu Dipasinikeun’ karya Wahyu Wibisana dan ‘Miang’ karya Nazarudin Azhar. Setelah ditimbang-timbang lebih matang, maka ditetapkanlah Hadiah Rancage untuk tahun 2018 karya sastra Sunda adalah ‘Miang’ karya Nazarudin Azhar yang diterbitkan Langgam Pustaka, Tasikmalaya,” ujar Ketua Dewan Pembina Yayasan Kebudayaan Rancage, Ajip Rosidi diacara “Ajip Rosidi Delapan Puluh Tahun”, di Perpustakaan Ajip Rosidi Jalan Garut Kota Bandung, Rabu 31 Januari 2018.
Sementara hadiah Samsudi 2018 untuk buku bacaan anak-anak dalam bahasa Sunda Pada tahun 2017 ada 4 judul buku bacaan yang terbit dalam bahasa Sunda. Setelah dipertimbangkan, “Ulin ka Monumen” (Tetti Hodijah) yang memuat sepuluh cerita pendek, ditulis tahun 2016 dinyatakan sebagai peraih hadiah “Samsudi” tahun 2018.
Sastra Daerah Lain
Sementara untuk Sastera Jawa, diraih Suharmono K. (Satu Kata Book Art Publisher) untuk buku berjudul “Kakang Kawah Adi Ari-ari”, menyisihkan 21 karya lainnya. Hadiah Sastera Rancage 2018 untuk Sastera Bali diraih I Gdé Agus Darma Putra (Nirguna) untuk karyanya “Bulan Sisi Kauh” yang menyisihkan 5 buku lainnya berbahasa daerah Bali.
Hadiah Sastera Rancage untuk Sastera Lampung tahun 2018 diberikan pada Muhammad Harya Ramdhoni untuk karyanya “Semilau Sang Rumpun Sajak” yang memuat 69 sajak dan hampir semuanya bertutur mengenai legenda atau sejarah Sekala Brak (Skala Baka).
Untuk Hadiah Sastera Rancage Batak diberikan kepada Panusunan Simanjuntak untuk karyanya “Bangso nu Jugul Do Hami” yang menyisihkan empat karya lain dalam bahasa Batak Toba. Sedangkan terakhir hadiah Sastera Rancage untuk Sastera Banjarmasin yang diberikan pada Hatmiati Masy’ud, untuk karyanya “Pilanggur”.
Ajip Rosidi memprediksi tahun depan (2019) pengarang yang akan mendapatkan Hadiah Sastera Rancange akan bertambah banyak. “Selain penerima hadiah bersama atau karya yang dibuat 2 orang atau lebih tidak lagi menerima, tahun depan penerima Rancage dari Madura juga akan mendapatkan,” ujar Ajip.
Komentar
Tulis komentar baru