Dewi-dewi buruk rupa, bidadari langit negeri bahagia
Bermekar tawa, dihamparan lembayung tujuh warna
Telanjang nurani, serupa suci bayi empat puluh hari
Mengusung kuncup hati, serapuh tunas seumur pagi
Suatu kala dewi tergoda, teguk pantang embun jelita
Sesal tak lekangkan noda, diasingkan turun ke dunia
Sesaat berlumur pilu, muram didada serupa sembilu
Lalu berhias senyum dibuai sanjung dari sang nafsu
Dewi pemuja jelita, congkak injak nafsu-nafsu dunia
Bermahkota pesona, dijunjung sanjung iri sang hawa
Dewi penggoda hati, balas mekar mawar dengan duri
Sebar harap kekanan-kiri, lalu campak kedasar bumi
Dewi jelita berkerudung dosa, rias hati dengan jelaga
Dibuai riya lupa diseret masa, teguk senja kikis jelita
Dewi merana hilang bangga, disiksa dera caci dunia
Malu tak lagi laku, sesal puja rupa yang hilang harga
Menyeret lutut kaki, dibeban sesal tak mampu berdiri
Tundukan muka berkaca dikubangan air mata sendiri
Bergumam bisik menyayat lirih hati nurani sang dewi
“Topeng jelita.. kau sungguh kutuk yang menyiksa..”
Komentar
Tulis komentar baru