Siang berdendang peluh
melintasi rumah tua tak beratap
beralas aspal hitam pekat
kaki menapaki trotoar kota
berteman rintik,menghirup udara beraroma asap knalpot
Ku menjejaki titian dengan hati
berharap penuh dengan segenap kerinduan pada kidung tak bertali
kerinduan pada si buah hati
untuk terus dapat menafkahi
pada mu pendamping hati agar bermuara pada kasih tak bertepi
agar kisah kita hakiki hingga syurga dinikmati
merindu pada sentuhan mesra
pada senyum yang mampu mengikis lelah
pada kata dulu pernah ada dengan cinta tulus setia
padamu pendamping hati
suatu saat kau dapat memahami
aku sendiri disini bukan sekedar apa yang kau ketahui
sakit, penat, lelah, getir bahkan takut kehilangan nyawa ku buang tak berarti
demi satu pengharapan
cinta kita selalu bersemi
Komentar
Tulis komentar baru