membiarkan mata terpejam mencari lelapku malam ini
dalam tidurku yang hanya sekejap
tiba-tiba aku dihadapkan bayangan berselimut mengerang-erang
memintaku mengambil sebuah buku di atas meja di sudut kamar
bertuliskan aksara indah yang tidak bisa dimengerti maknanya
lenguhan panjang dan deheman membuatku tersentak
tangan-tangan dengan jemari panjangnya melentik
menyisiri pinggir ranjang merayap perlahan, mendebarkan jiwa
hendak mencengkram tubuh gemetarku
bayangan itu berdiri, lalu mengambil pedang panjang
mengibaskan dan meluncurkan ke uluhatiku
aku terpekik oouuch!!
bersama pedang bayangan itu menelusup tubuhku
tanpa bekas darah, menceraiberai isi dada,
menembus punggungku rasa terbakar panas dan sakit luar biasa
erangpun bertalu-talu, seperti nyanyian kelompok manusia batu
berguling, merentak, mengapai-gapai dan berteriak kegilaan
hutan lebat lembah kematian; menyergap
kusebut namaMu; berulang meratap panjang
melerai sengat bara yang melepuh pori-poriku
aku terbangun gegap; nanar menatap langit kamar,
hendak bertanya
aku menyelusuh di dinihari
dalam penerawangan dengan buku itu di tangan
(25/7/12; 05 Ramadhan 1433)
Komentar
Tulis komentar baru