dengan pijar di langit
aku kejar leleki tua
perempatan jalan
sebatang rokok aku sulup
di bibirnya
kopi pait aku teguk
dan roti tak digenggam
pulanglah hari telah larut malam
bapak dimana rumahmu
sembari berkata dengan suara kecil
aku tak tau tutur katanya kawan
aku tatap rabut putih
jenggot
kumis
dan alis mata
burung malam isyarat untuk
orang tua itu menderita
dari anak yang terkutuk
membiar dia seperti setan jalan
malam dan siang
bergentayangan dihiruk pekuk kota
bukan aku seperti dia
di waktu uzurku
Tuhan yang mahatahu
Komentar
Tulis komentar baru