semua jari menudingnya, semua mata menghakimi
siapa yang membela, siapa yang coba menyelidiki mencari bukti
akan segera dicap terlibat, divonis sebagai pengkhianat
sebagai terdakwa di bangku pesakitan
sebagai tumbal dari semua dosa dan kesalahan
sendirian, kambing hitam itu terhukum tanpa pengadilan
tapi ia tak pernah menyerah, semangatnya tak pernah patah
kambing hitam itu bangkit dan
kini, di bawah tatapan panas bintang-bintang yang redup
di bawah dendam macan-macan yang gagal membunuhnya
kambing hitam itu muncul kembali, ia melangkah, ia meluru ke hadapan
di tengah carut-marutnya gelanggang percaturan
kambing hitam itu menari bak kuda hitam
, membuat lawan ketakutan
dalam setiap zaman dan kekuasaan
dalam setiap percaturan dan topeng kepentingan
kambing hitam itu memang selalu dibutuhkan
dari setiap kesalahan dan kegagalan
kambing hitam itu memang paling gampang dijadikan korban
tapi suatu waktu, kaki kambing hitam itu 'kan berdiri, menendang kepalamu yang syarat nafsu
pada saatnya cahaya tiba, terang-benderanglah segala fakta
di pengadilan yang sejati, di hadapan pengadil yang paling adil
kambing-kambing hitam itu akan bicara, mulut-mulut hitam itu akan dikunci
di suatu tempat yang pasti, di mana kau tak perlu bertanya lagi
apa gunyanya apa yang berguna, mengapa kutulis puisi ini, kau 'kan tahu pada saatnya
di suatu masa yang dijanjikan, di suatu pengadilan, yang tiada di dunia
Batam, 13.06.2014
Komentar
Tulis komentar baru