Kartini, dan Sepasang Mata Basah.
Di tinjunya:
Sebentang tembok pernah runtuh.
Dan seutas rantai pernah rontok.
Kartini, apakah sekadar ajang kontes bikini? Pagelaran berahi
atau aksi-aksi lihainya para mucikari?
Dahulu, Kartini adalah meriam.
Ialah petir yang sukses memecahi penjaranya para raksasa.
Kartini!
Tapi kenapa masih menangis?
Kartini: apa masih harus ada tersembelih
dan terrantai?
Kartini!
Berjuta mata masih tercemeti.
Berjuta hati
masih berpecahan dan sesenggukan.
Masih pasih rasanya getir di bibir.
Samosir, April'16
Komentar
Tulis komentar baru