Pa, waktu berjalan terasa cepat sekali meninggalkan ku.
Baru saja kamu tidur di keabadian kemaren
Kini aku terbangun dengan harapan mendengar suara mu lagi disetiap pagi
Pa, kehidupan setelahmu, membawa ku jauh keluar dari diriku
Aku merasa asing dengan tempat yang kuhuni saat ini
Pa, mungkin yang orang lihat adalah sosok ku yang tangguh dan baik baik saja
Tetapi, kau piawai dalam menghancurkan hati seorang seperti ku
Kau biarkan luarku ini menjadi topeng dari kebinasaan hati ku saat ini.
Pa, kenapa tak kau ajarkan lagi aku tentang hidup
Seperti dahulu dengan percuma aku tak mendengarnya
Pa, kenapa tak kau biarkan aku tumbuh bersama mu,
Atau biarkan lah saja kamu melihat aku besar dewasa nanti
Kenapa kamu terburu-buru tuk pulang dan merasa tenang
Sementara aku menahan beban atas kepulanganmu dan kefanaan ku
aku tidak dalam keadaan baik pa.aku merindukanmu
seharusnya dalam keadaan ini kamu datang dan merawatku
aku manusia biasa, yang takut akan kehilangan orang yang mereka cintai
air mata ku mudah sekali berjalan keluar, setiap kali memori ku memutar suaramu
aku menyadari betapa berat, hidup sekarang dimana tak ada kau disisi ku
aku bodoh, berpikir aku akan mampu menjalaninya
Aku menyadari, betapa orang ingin sekali kembali kemasa lalu nya, dan berdiam disana
Sekarang aku paham, arti sesungguhnya dari menghargai waktu
Kamu mengingatkan ku tentang keangkuhan waktu
Kamu mengajari tentang berhenti dan memberi jeda antara hari dengan hati
Sekarang aku kehilangan mata angin ku, kapalku rentan limbung dan terseret arus
Sekarang, ketinggian tak mampu menenangkan ku, karena yang kubutuhkan eksistensi mu
Sekarang aku lupa jalan tuk pulang, kembali kerumah akal lama ku
Aku tau terlalu naif sebagai mahluk sepertiku menginginkan keabadian.
Kita dibentuk oleh rasa dan kenangan masa
Kita di besarkan oleh harapan dan ketakutan akan kehilangan
Kita dipertamukan dengan batas dan ketidaksempurnaan
Kita dipertemukan dipersimpangan yang membingungkan
Pa, titipkan salam untuk-nya
Terimakasih karena Dia sudah mengkordinatkan jiwa supernya kepada ku
Terimakasih sudah membentuk rasa yang dalam ku kepada mu
Juga kenangan kenangan kita di hari lalu
Terimakasih sudah kau besarkan harapan ku, dan mengajari ku dengan santun tentang arti kehilangan
Terimakasih sudah dipertamukan aku dengan batasku dan ketidaksempurnaan ku
Tetapi, akankah kita bertemu lagi di kebingungan yang sama nanti?
Aku menantikannya senjaku, Papah.
Komentar
Tulis komentar baru