Sungguh
Tak ada daya aku menahan engkau berlalu
Sebab sisi ladangku tak lagi subur untuk tumbuhkan cinta kasihmu
Maka ku biarkan keangkuhan waktu
Menjadi tirani di tirai rindu
Dan bilapun rasa masih bergejolak menerjang tak ragu
Kan ku biarkan tubuh terhempas dari benteng nurani qalbu
Sampai remuk tulang-temulang yang memang sudah rapuh
Sehingga matilah rasa di dalam aku
Maka hari ini terpaksalah ku gantungkan rindu
Di atap gubuk reot buah tangan bapakku
Sebagai pertanda bahwa aku pensiun dari segala luka cinta
Yang sudah berabad mendarah-nanah
Komentar
Tulis komentar baru