Seusai ku usap kening buku ini
aku semakin mengerti aroma jari-jari tanganmu
yang disanjung norma yang tercecer di syair-syair tua
kau menyambutku dengan rantai puisi
- akumu itu milikmu
sebagai penyambung inginmu
di tengah-tengah kegaduhan muasal dan rajutan laknat
Syair-syair telah tergolek letih di pemantang kota
dan puisi-puisi terbaring di Rumah Sakit Kata
sebab jari-jari telah merenggut sepotong nyawa
kesaktian penyair
Di sini aku menilik jari-jari yang terberai
tercecer sebagai senjata paling ulung dimusim ini
dan puisi telah sekarat
asyik dihina di media-media
tak ada nafas yang utuh
sebagai titipan pengembara raya
yang tersisa ialah pelukan dengkur yang sesekali diludahi
jadi bumbu pandang yang berair
bagi ulung yang lalu-lalu
Mungkinkah tersiar lagi
atau lahir semburat fajar dalam puisi
perekam kisah yang carut kini
agar pengembara kencur terang jalannya
tak lagi kering benaknya
tak lagi oleng perahu yang ia kendarai nanti
Oh aku tak tahu
yang kupilin bukan jemalin yang lama
yang terkurung retorika keenakkan
tapi meniti jalan dan menyemai teratai
sepanjang samudera dan padang yang telah dikeruk
tak mau membunuh puisi
Komentar
Tulis komentar baru