PELACUR HARGA DIRI
Memeth Jack Jamhari
Pelacur harga diri
Tangannya keras mengepal berkeringat asam dan basi
Menatap mata merah menjadi bara dalam duri
Menusuk bisa, racun tak berkompromi
Hasrat dan ekspektasi tak terpuaskan
Meradang menerjang kiri dan kanan
Fakta sahih diabaikan
Pelacur harga diri
Mengorek, menggaruk borok masa lalu demi ambisi
Bergerombol jiwa-jiwa tak waras tak punya hati
Hidung belang pencicip pelacur kebebasan
Kebenaran dan fakta kau abaikan
Akhiri riwayat dalam sejuta penasaran
Ingatlah pedihnya keadilan Tuhan
Kaliasin, 16721
ANTARAN DAN GILIRAN
Memeth Jack Jamhari
Hidup itu antaran yang menunggu giliran
Hari ini kita mengantar sipulan ketempat peristirahatan
Mungkin esok atau lusa kita yang memesan
Tempat tiada hiruk pikuk penuh kesepian
Lepaskan syahwat dunia semua amal dihitung
Timbangnnya tiada ditunda tiada digantung
Akankah kita masuk orang yang beruntung
Bukan berapa banyak yang ikut menghantar
Tiada harta yang dibawa kecuali kain yang kasar
Hartamu, amal baikmu dan solatmu yang selalu dikejar
Jabatan, kekayaan dan kesombongan semua ditinggal
Bahkan buat mereka pusaka bisa saling penggal
Ya tuhan jadikan kami orang yang baik beramal
Dan menjadikan kami penghuni sorga Mu yang kekal
Cariu 13 Juli 2021
Mungkinkah Dia Bosan
Memeth Jack Jamhari
Ada yang berubah hari ini,…. sepi
Saat Penggali kubur bekerja tak henti
Burung pewarta tak berdendang lagi
Adakah dia takut atau sekedar empati
Konon… Nyanyianmu pertanda jelek
Membuat orang berhati lembek
Takut…. Dan termehek-mehek
Berpulang adalah kepastian Tuhan
Berpulang bukanlah pilihan
Bukan karena burung kematian
Ada yang berpulang hari ini
Tapi ini bukan semata misteri
Adalah suratan takdir sang azali
Walau si pewarta tak berdendang lagi
Burung pembawa pesan
Mungkinkah dia Bosan
Cariu, 12721
Toa Tua Mushola Kami
Memeth Jack Jamhari
Suaranya makin serak namun tetap keras
Berkala lima kali sehari kini tak jelas
Dulu engkau memanggil orang akan bergegas
Kini sekali bergumam orang-orang cemas
Tak kenal waktu, siang malam, dingin atau panas
Derita Toa tua mushola karena bertambah tugas
Ingatkan kita akan wabah yang harus diberantas
Cariu, 07.07.21
Rumah terakhir
Kemboja.... Kemboja.... Kemboja
Nisan-nisan dibawahnya
Sepekan dalam cengkrama
Dua tiga hinga lima
Kemboja putih telah letih
Naungi berseragam putih
Mengubur luka dan pedih
Kemboja merah masih tegar
Berpulang tentunya qodar
Mengapa kurang ikhtiar
Kemboja.... Kemboja.... Kemboja.......
Sempit hanya satu kali dua
Sendiri tanpa daya
Rumah terakhir tanpa jendela
Cariu, 11072021
Komentar
Tulis komentar baru