Skip to Content

Seputar Kritik Sastra

Foto Rudi Umar Susanto

Nama              : Rudi Umar Susanto

NIM                : 102074026

Kelas               : Pendidikan A 2010

Review dari rujukan buku Kritik Sastra.

Istilah kritik sastra yang melekat pada kritik sastra Indonesia sudah tidak asing lagi bagi mahasiswa sastra dan peminat sastra Indonesia. Istilah tersebut dapat dijelaskan secara singkat dan populer, tetapi dapat juga dipaparkan secara panjang lebar dan ilmiah. Berbagai buku rujukan membahas tentang kritik sastra diantaranya buku yang berjudul.

  1. Pengkajian Kritik Sastra Indonesia (Yudiono K.S., 2009)
  2. Kritik Sastra Indonesia Modern (Rachmat Djoko Pradopo, 2002)
  3. Prinsip-prinsip Sebuah Sastra (Rachmat Djoko Pradopo, 1994)
  4. Kritik sastra Indonesia (Mursal Esten, 1994) dan masih banyak yang lainnya.

Dari penjelasan di atas tidak berarti pengabaian terhadap buku-buku lain yang sama pentingnya, tetapi demi intensitas pembacaan mahasiswa dan perolehan standar pemahaman kritik sastra. Dalam Ensiklopedi Indonesia Edisi Khusus (Jilid 4: 1891) terbaca pengertian kritik sebagai berikut.

Kritik Sastra. Penilaian tentang isi dan bentuk karya sastra dan pandangan ilmu dan seni. Sebagai ilmu, kritik sastra menaati sejumlah kaidah dan patokan ukuran yang nisbi obyektif; tapi sebagai seni, penilaiannya bertolak dari cita rasa yang nisbi dan subyektif. Adapun macam-macam kritik sastra sebagai berikut.

  1. Kritik Tekstual: penilaian pada cara-cara penyusunan kembali (rekonstruksi) naskah lama yang diterbitkan kembali.
  2. Kritik Linguistik: penilaian dari sudut bahasa.
  3. Kritik Historik: penilaian dari sudut latar belakang dan relevansi sejarah.
  4. Kritik Biografik: penilaian dari sudut unsur-unsur bigrafik pengarang dan prototip-prototip yang pernah ada.
  5. Kritik Komparatif: penilaian dengan perbandingan untuk mengetahui keaslian dan kekuatan sesuatu.
  6. Kritik Stilistik-estetik: penilaian dari sudut bentuk belaka.
  7. Kritik Sosiologik: penilaian yang mementingkan latar belakang sosial.
  8. Kritik Ideologik: penilaian yang mementingkan unsur ideologi.
  9. Kritik Impresionalistik: penilaian yang bertolak dari tanggapan pribadi kritikus.

10.  Kritik Pendekatan Majemuk atau Kritik Integratif: yang mencoba memadukan berbagai sudut pandangan hingga menghasilkan kesan menyeluruh tentang suatu karya.

Menurut bentuknya, terdapat dua bentuk kritik sastra, yaitu theoritical criticism (kritik teoretis)  dan  applied criticism ( kritik terapan )

 

1. Kritik teoretis adalah sebuah bentuk dari kritik sastra yang berupaya mengaplikasikan kriteria-kriteria tertentu untuk memberi penilaian  karya sastra beserta pengarangnya. Kritik teoretis berusaha menerapkan prinsip-prinsip umum, menetapkan suatu perangkat istilah yang saling terkait, perbedaan-perbedaan, kategori-kategori untuk diterapkan pada pertimbangan dan interpretasi karya sastra. terdapat Beberapa buku  yang membahas tentang kritik sastra jenis ini antara lain:

 

  1. a.      Beberapa Gagasan Dalam Bidang Kritik Sastra Indonesia Modern karya Rahmad Djoko Pradopo
  2. b.      Kritik Sastra Sebuah Pengantar, Andre Hardjana

 

2. Kritik terapan berupaya menerapkan teori sastra berdasarkan keperluannya. Kritik ini berupaya agar prinsip dan kriteria yang digunakan disesuaikan dengan karakteristik karya sastra yang bersangkutan.

Contoh buku kritik sastra yang sejenis antara lain:

  1. Kesusasteraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esei karya HB Jassin.
  2. Antologi Esai dan Kritik Sastra karya Putu Arya Tirtawirya.

 

Menurut pelaksanaannya, terdapat 3 jenis kritik sastra, yaitu kritik judisial (judicial criticism), kritik impresionistik (impresionistic criticism), dan kritik induktif (inductive criticism).

 

1)  Kritik Judisial berusaha menerangkan dan menganalisis efek-efek karya satra berdasarkan hakikatnya, organisasi, teknik, dan gayanya sehingga memperoleh standar umum tentang kehebatan atau keunggulan sastra, sedangkan penilaiannya berdasarkan ukuran ang telah ditetapkan sebelum penilaian itu dilakukan.

 

2) Kritik Impresionistik menelaah karya sastra berdasarkan kesan-kesan (impresi) kritikus setelah berhadapan dengan karya sastra sehingga hasilnya adalah gambaran kesan atau impresi kritikus yang ditimbulkan oleh karya sastra yang bersangkutan.


3) Kritik induktif berusaha menguraikan unsur-unsur berdasarkan fenomena yang terkadang dalam karya sastra secara objektif, kemudian mendeskripsikan dan menerangkannya tanpa penghakiman atau penilaian seperti kritik judisial.

 

Menurut pendekatannya. Karya sastra, ada 4 jenis kritik sastra, yakni kritik mimetik (mimetic criticism) berarti kritik sastra yang menekankan perhatian atau analisisnya pada ketepatan atau kesesuaian karya sastra dengan objek yang dilukiskan. kritik pragmatik (pragmatic criticism) berarti kritik sastra yang menelaah manfaat karya sastra bagi masyarakat atau publik pembaca. kritik ekspresif (ekspresive criticism) berarti kritik sastra yang menelaah hubungan karya sastra dengan dunia batin (pengalaman jiwa) pengarang. dan kritik objektif (objective criticism) berarti kritik sastra yang menelaah struktur karya sastra dengan kemungkinan membebaskannya dari dunia pengarang, pembaca, dan situasi jamannya.

Lampiran

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler