Skip to Content

Seni, Sastra, dan Relevansi Antara Keduanya

Foto A.M. Teguh

   Selama ini, saya selalu bertanya-tanya akan hubungan antara seni dengan sastra; mengingat, keduanya sama-sama mengandung estetika (keindahan) dalam bentuk karyanya. Bahkan, tak jarang keduanya berasimilasi dalam suatu karya yang padu. Lantas, apakah seni dan sastra merupakan dua hal yang berbeda? Ataukah justru sastra merupakan cabang dari kesenian? Bagaimana keduanya saling berkaitan? 

     Sebagian sumber mengklasifikasikan bahwa seni dan sastra merupakan dua hal yang berbeda. Hal ini didasari oleh substansi esensial kesenian yang bersifat materiil atau visual seperti seni lukis dengan bahan dasar pewarna, seni prakarya dengan barang bekas, seni musik dengan alat musik tentunya, dsb. Sementara itu, substansi esensial dari kesusastraan sendiri adalah bahasa, aksara, atau kata-kata; baik lisan maupun tulisan. Sehingga, karya sastra tidak selamanya berbentuk konkret atau fisik, seperti misalnya pantun dan peribahasa yang merupakan sastra lisan. Hal ini juga dapat dibuktikan dari klasifikasi bidang studi yang mengelompokkan sastra ke dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia (lingustik), bukan ke dalam mata pelajaran Seni Budaya. Sehingga, kesusastraan dianggap merupakan ilmu yang berdiri sendiri dan terpisah dari seni, meskipun keduanya sama-sama menyajikan unsur estetika dalam karyanya. 

   Namun terdapat sebagian pendapat yang menyatakan bahwa sastra adalah cabang dari ilmu kesenian yang memang dipisahkan dengan tujuan untuk diperdalam secara memerinci. Hal ini didasari oleh definisi seni dan sastra itu sendiri. Sebagaimana yang dikutip dari berbagai sumber, seni merupakan suatu ilmu atau keahlian dalam menciptakan karya-karya bernilai estetika tinggi yang merupakan cerminan dari manusia dengan sekitarnya. Sementara sastra atau kesusastraan merupakan karya seni yang mempergunakan bahasa sebagai komponen dasar sarana penciptaan karya-karyanya dengan syarat estetika tertentu. Sehingga, definisi keduanya memang mengindikasikan bahwa sastra merupakan cabang dari kesenian.

     Terlepas dari perihal perbedaan dan persamaan keduanya, seni dan sastra memang memiliki relevansi atau keterkaitan satu sama lain. Relevansi antara keduanya dapat dibuktikan dari berbagai karya sastra yang melibatkan karya seni ataupun sebaliknya. Misalnya saja, karya prosa seperti novel dan cerpen dalam bentuk buku yang dibalut dengan sampul yang melibatkan ilustrasi seni desain grafis. Contoh lainnya adalah naskah drama yang melibatkan seni sandiwara untuk dipentaskan dalam teater kesenian. Bahkan salah satu metode kontemporer musikalisasi puisi jelas-jelas melibatkan teknik vokal, alat musik, dan komposisi musik dalam pelaksanaan nya. Beberapa contoh tersebut menunjukkan bahwa pada dasarnya, seni dan sastra memang saling berkaitan, bahkan dalam karya tertentu, keduanya saling membutuhkan satu sama lain. 

     Bagaimana pendapat Anda setelah menyimak berbagai argumen tersebut? Saya sangat mengharapkan tanggapan Anda terhadap diskusi sederhana ini. Jangan sungkan untuk meninggalkan komentar pada tulisan ini. Terima kasih atas ketersediaannya membaca tulisan saya. 

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler