Dalam Kongres Bahasa Indonesia (KBI) X diharapkan sastrawan-sastrawan hidup kembali. Artinya, saat ini sastrawan-sastrawan di Indonesia terbilang masih minim. Oleh karena itu, pemerintah harus memberikan apresiasi kepada sastrawan-sastrawan berupa penghargaan.
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Prof. Dr. Mahsun M.S. menjelaskan, pemerintah perlu memberikan apresiasi dalam bentuk penghargaan kepada sastrawan untuk meningkatkan dan menjamin keberlangsungan daya kreativitas sastrawan. Sehingga sastra dan sastrawan Indonesia dapat sejajar dengan sastra dan sastrawan dunia.
"Terkait penghargaan, kami memandang sastra harus kita apresiasi seperti penghargaan. Sastrawan kita bisa dikatakan belum banyak atau belum memadai," ujarnya, dalam konferensi pers penutupan Kongres Bahasa Indonesia X, di Ballroom, Hotel Grand Sahid, Jakarta Selatan, Kamis (31/10/2013).
Selain itu, Mahsun juga menjelaskan bahwa bahasa Indonesia harus dijadikan identitas. Dengan demikian mereka akan belajar bahasa Indonesia dengan sungguh-sungguh. Hal ini karena persoalan bahasa Indonesia bukan hanya sekadar untuk sarana komunikasi saja.
"Materi-materi yang seperti ini tidak pernah dibahas di sekolah-sekolah. Kami berharap, pada Kurikulum 2013 ini mata pelajaran (mapel) Bahasa Indonesia bisa sebagai identitas," ucapnya.
Komentar
Tulis komentar baru