Di era digital ini, Masyarakat khususnya generasi muda tentunya sudah tidak asing lagi dengan teknologi-teknologi digital di masa ini. Penggunaan teknologi digital sudah seperti makanan sehari-hari bagi generasi muda, mereka tidak bisa lepas dari gadget, sosial media dan prentelannya. Di era yang serba digital ini orang tua pun menjadi anak muda. Tak ayal banyak orang tua yang juga aktif meramaikan sosial media. Hal ini sangat berpengaruh terhadap banyak hal, salah satunya dunia sastra. Akhir-akhir ini mulai marak istilah 'sastra digital'. Apa sih sastra digital itu? Sastra digital merupakan istilah yang digunakan pada masa ini untuk menyebut karya-karya sastra yang dibuat atau dimuat di internet atau teknologi informatika.
Sebenarnya sastra digital ini mulai muncul pada tahun 2000an, yang pada saat itu dikenal sebagai sastra cyber. Sastra cyber ini menjadi tonggak awal munculnya karya karya sastra yang dimuat pada internet atau teknologi informatika. Namun pada saat itu sastra cyber yang saat ini dikenal sebagai sastra digital belum begitu melekat dalam diri kita. Sastra cyber menjadi awal mula munculnya sastrawan-sastrawan baru atau sastrawan muda. Dengan adanya sastra cyber ini, sastrawan muda jadi memiliki tempat untuk mengekspresikan diri atau mempublikasikan karyanya kepada khalayak umum.
Digitalisasi mempermudah ruang gerak sastrawan muda yang ingin memperkenalkan karyanya kepada penikmat sastra. Dalam sastra digital tidak dibatasi dengan aturan-aturan atau syarat yang mempersulit sastrawan untuk memuat karyanya. Berbeda sekali dengan media-media cetak yang pada umumnya harus melewati seleksi yang ketat untuk dapat dimuat di media cetak. Sastrawan muda juga dapat bersaing bebas dengan sastrawan lama dan menunjukkan eksistensinya di dunia sastra. Banyak sastrawan muda yang diremehkan karyanya oleh mereka yang mengaku ahlinya sastra. Tidak diberi tempat dan kesempatan untuk mengekspos karya-karyanya. Jika kita sastrawan muda tak pernah diberi tempat dan kesempatan, lalu siapa lagi yang akan menjadi penerusnya? Bukankah kita juga berhak diberi ruang untuk berkarya?
Adanya digitalisasi ini bagai harta karun yang ditemukan bagi sastrawan yang tak pernah diberi kesempatan. Mereka jadi mendapat tempat untuk melampiaskan diri, emosi, pengalaman menjadi suatu karya yang luar biasa. Sekarang ini banyak sekali platform digital yang dapat dimanfaatkan pencinta sastra untuk mengekspresikan dirinya dan memperkenalkan karya-karyanya. Beberapa contoh platform yang dapat dimanfaatkan yaitu sosial media seperti Instagram, Facebook, Twitter, Tiktok, Youtube dan lain sebagainya. Selain sosial media, kita juga bisa menggunakan Wattpad, Noveltoon, Webtoon, Fizzo Novel, dan lain-lain. Selanjutnya ada juga media online yang menerima tulisan cerpen dan puisi seperti Kompas.id, Detik.com, Basabasi.co, Sutera.id, Beritabaru.co, Mojok.co, dan lain-lain. Berikut ini pembahasan beberapa platform digital yang dpat dimanfaatkan pecinta sastra.
Instagram, tentunya sudah tidak asing lagi bagi kita pengguna media sosial. Banyak sekali sastrawan yang memanfaatkan media ini untuk menyalurkan bakatnya. Karya sastra yang paling sering di posting di Instagram adalah puisi. Biasanya puisi di edit dalam sebuah gambar atau video agar lebih menarik. Contoh akun yang memposting kumpulan puisi yaitu @kumpulan_puisi, @puisi.pendek, @wikipuisi, @puisidisenja, @puisilangit, dan sebagainya. Tidak hanya puisi saja tapi juga ada akun yang membuat cerita, salah satu contoh akun yang berisi cerita-cerita yaitu @admin.rcline. Dalam akun tersebut disajikan cerita-cerita yang umumnya masalah percintaan dengan tampilan percakapan antar tokoh. Hal ini tentunya sangat menarik kaum-kaum remaja yang pastinya suka sekali dengan kisah-kisah percintaan. Salah satu ceritanya yang telah dibukukan menjadi sebuah novel yaitu 4 Serangkai. Banyak followers yang berminat dan sangat senang dengan cerita-cerita yang ada dalam akun tersebut. Cerita lain yang sudah dijadikan novel yaitu Anti Sosial dan Friends.
Facebook, tidak jauh berbeda dengan instagram yang menyediakan berbagai fitur. Kita bisa mengirim karya kita ke sebuah grup yang memang menyediakan jasa untuk memosting karya-karya sastra atau kita bisa memosting karya sastra di akun kita sendiri. Selanjutnya twitter, mirip dengan facebook. Di twitter kita juga bisa memosting karya-karya kita tanpa harus melawati seleksi. Kita bisa bebas memosting hasil karya kita.
Tiktok dan youtube, sedikit berbeda dengan sosial media sebelumnya. Di tiktok dan youtube ini kita hanya bisa memosting karya kita dalam bentuk video. Kita bisa melakukan musikalisasi puisi, drama, dan lain-lain. Bagi penikmat sastra bisa langsung saja mencari di tombol search untuk menemukan karya sastra yang ingin ditonton. Di sana akan disediakan begitu banyak video-video sastrawan yang diinginkan.
Wattpad, aplikasi ini menyediakan berbagai cerita dari berbagai penulis. Selain bisa membaca cerita-cerita yang disediakan, kita juga bisa menulis cerita kita di sini. Akhir-akhir ini banyak sekali yang terpikat untuk membaca wattpad, apalagi anak-anak muda yang suka sekali dengan kepraktisan, dan cerita-cerita bertema percintaan pastinya akan sangat menyukai aplikasi ini. Banyak cerita dari wattpad yang diangkat menjadi web series atau film pendek. Contohnya Asya Story (2020), Friendshit (2020), My Lecture My Husband (2020), Kisah untuk Geri (2021), Barrakila (2021), Diaku Imamku (2021), Antares (2021), Merried With Senior (2022), My Nerd Girl (2022), dan masih banyak lagi.
Noveltoon, Webtoon, Fizzo Novel merupakan aplikasi yang sejenis dengan wattpad yang menyediakan cerita-cerita dari berbagai penulis dan di sana kita juga bisa menulis cerita yang kita punya. Ada juga cerita dari wentoon yang di adaptasi menjadi film di Indonesia namun tidak sebanyak wattpad. Contoh film Indonesia adaptasi dari webtoon yaitu Terlalu Tampan (2019), Si Juki The Movie (2017), Eggnoid (2019), dan lain-lain. Noveltoon dan Fizzo Novel, mungkin belum begitu banyak peminat seperti wattpad dan webtoon yang cerita-ceritanya sudah ada yang diadaptasi menjadi film. Namun sebenarnya kedua aplikasi ini juga tidak jauh berbeda dengan wattpad dan webtoon.
Kompas.id, Detik.com, Basabasi.co, Sutera.id, Beritabaru.co, dan Mojok.co merupakan beberapa media online yang memberikan fasilitas untuk kita yang berminat mengirimkan karya kita dimuat dalam sebuah media online. Namun jika ingin tulisan kita dimuat di media online ini harus melewati seleksi dan memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh masing-masing media. Beberapa media online juga memberikan honor kepada penulis yang karyanya lolos dan dimuat di media online ini.
Jadi, di era digital ini sebenarnya tidak ada lagi alasan bagi kita untuk tidak menulis dan mempublikasikan karya kita kepada khalayak umum karena sudah banyak sekali media yang disediakan untuk memuat karya-karya sastra. Sekarang kita sudah dimudahkan dengan adanya berbagai platform yang menyediakan fasilitas untuk memuat tulisan-tulisan kita. Ruang untuk berkarya tidak lagi dibatasi oleh media cetak saja.
Komentar
Tulis komentar baru