PERJALANAN RASA
1/
Setapak jalan kupijaki ditengah terik mentari
membumi di pematang yang jauh
kutemukan liku sedangkan aku terdiam
dengan hati yang lebam
di pertengahan jalan itu kutemui dirimu
layu dimakan waktu
diteguknya air rindu
hilangkan dahaga lagi kepayahan
di lembah rasa ini kau kembali hadir
beri kenangan
singgah warnai sang mentari
sebelum sang jingga beri keteduhan
cinta pernah tumbuh disini
bercampur asin dan amis bercampur satu
singgahmu sungguhkan perjalananku
taklukkan gunung yang katanya tertinggi
kasih pernah terpupuk disini
tumbuh bersama pohonpohon pinus dan jati
luka pernah singgah disini
saat kudapati dirimu tak bersamaku lagi.
2/
Sabda hati yang teramat dalam menyampaikan isi hati dalam perjalanan singkat
menuju kebebasan diri
sebuah hal yang pasti
bahwa setiap manusia
mempunyai problematika yang berbeda
punya ceritanya sendiri
dan solusi penyelesaiannya masingmasing
tapi satu karunia yang luar biasa kita sadari bahwa tuhan siapkan juga kebahagiaan dibalik itu semua.
september sudah tiba
kita sedang berada didalamnya
satu tanda bahwa jatah umur sudah semakin berkurang dewasa sudah semestinya menyertai
semakin dewasa
semakin besar pula tanggung jawab
semua hal yang mendewasakan
menjadi dewasa tentu merasa hidup utuh dirasa
tak cuma yang manismanis
merasa jatuh cinta
bahkan jatuh karena keadaan
bisa saja dirasakannya
tentu semua adalah proses
perjalanan pendewasaan itu sendiri
3/
dalam puncak sebuah cerita indah
terkadang kita lupa bahwa ada patah
yang siap menunggu
ada hikmah yang selalu bisa dipetik
ada kisah dan rindu dalam setiap kenangan
melepaskan sejenak kepenatan dalam tugas dan asa yang sudah kian membungkam rasa
tak ada suara hanya rasa dalam pesannya
meletakan semua beban yang ada
kembali dan pulang
bukan untuk pergi dan meninggalkan
hanya saja siap berancang untuk kembali
melaju lebih jauh lagi
memandangi nisan nestapa dibalut dalam kenangan cerita dari sosok yang penuh kehangatan
beberapa orang selalu mampu melindungi
memberi keamanan juga rasa hangatnya kasih sayang
walau kini sosoksosok itu sudah kembali berpulang
pulang ketempat yang yang kekal abadi dalam kebahagiaan
semoga saja selalu dalam lindungannya.
4/
Ditemani secangkir kopi kita kembali mengenang, perjalanan singkat di puncak ketenangan
bersama dengan teman seperjuangan
tapi dalam ceritanya terbesit sebuah kisah pilu
tentang luka dalam
sebuah janji setia yang sudah diungkapkan
terkhianati oleh sebuah kedatangan sosok baru
berani menantang bahkan merebut sosok yang sudah lama diidamkan
pengkhianatan yang begitu menyakitkan
menusuk relung hati yang terdalam
bak racun yang dengan cepat mematikan
tanpa belas kasihan
tapi dari sakitnya sebuah kehilangan
tentu ada hikmah yang bisa dijadikan pelajaran
pelajaran hidup yang lebih berharga daripada sebuah materi pelajaran yang ada di bangku sekolahan
terkadang hanya sekedar dikenang tanpa kembali dilakukan
keikhlasan
ketegaran
ketulusan
tidak mungkin siasia
ternyata betul adanya
cinta memang tak harus memiliki
tapi ketika kau dapati cinta
kau akan rela demi seorang yang kita sayangi bahagia
juga tentang sebuah kesadaran
bahwa sesuatu yang akan kita petik
sesuai dengan apa yang kita tanam dalam diri
seduh dulu kopinya
sebelum rasa dan asa melebur jadi kita
5/
kembali mencoba tuk kembali bangkit
memulai perjalanan sedikit demi sedikit
tempat yang sebelumnya menjadi tempat bernaung
dan memulai sebuah perjalanan kecil
kini ku coba lagi
semua kembali pada diri sendiri
malam disudut kamar ini
ada sebuah ketidak wajaran kembali hadir
tentang sebuah ketidak manisan perhatian
juga kesibukannya diri yang tak mampu memberi kabar dan kepastian
ada hati yang tersakiti juga terabaikan
menunggu dalam kegelapan
harapan dibumbui oleh rinnai
rintikan hujan yang membasahi setiap perjalanan
bukan soal ingin melepaskan
hanya saja memang butuh waktu tuk sendiri
mencoba berteman dengan diri
mulai kembali mengevaluasi diri
langkah apa yang harus dijejaki
sebetulnya keberadaan orang yang spesial sangat berarti
ada hal yang mengurungkan niat hati tuk mengabari
bahwa tak semua hal perlu diumbar sampai ke ujung semesta ini
semoga saja mengerti.
Dalam buku Antologi Puisi SETELAH KEPERGIANMU
Komentar
Tulis komentar baru