Pagelaran sastra ASEAN Literary Festival (ALF) 2017 resmi dibuka oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama Kementerian Luar Negeri, Japan Foundation, dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang diwakili oleh Unit Pengembangan Kawasan Kota Tua (UPT Kota Tua), Kamis malam, 3 Agustus 2017. Pembukaan sekaligus merupakan pertanda dimulainya berbagai rangkaian acara ALF, mulai dari Jambore Nasional Sastra sampai Diskusi Ruang Tengah.
“Di Asia Tenggara ini punya sejarah keterikatan sastra yang panjang, dari ratusan tahun yang lalu," katanya. Antara lain kemiripan kisah Panji yang juga ada di beberapa negara ASEAN seperti Malaysia, Filipina, Kamboja, dan Thailand. Panji di negara-negara itu diberi nama yang berbeda. Selain Panji, ada kisah Mahabarata.
Karya Pram yang menampilkan konsep ‘sunyi’ sebagai telaah kritis terhadap kondisi saat itu ternyata juga menjamur di kalangan pembaca ASEAN, salah satu penikmatnya adalah penulis kelahiran Malaysia yang juga pemberi kuliah umum untuk pembukaan ALF, Faisal Tehrani.
Sementara itu, Direktur Program Okky Madasari menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang mendukung acara, termasuk Japan Foundation.
Dalam pidato pengantarnya, Okky menggarisbawahi bahwa perayaan ALF kali ini bersamaan dengan ulang tahun ke-50 ASEAN. “ASEAN Literary Festival mengambil tema ‘Beyond Imagination’ dengan harapan bahwa kita dapat melakukan refleksi pada fokus kita dan harapan kita akan makna ASEAN untuk masyarakat, dan kita harus membuat ASEAN lebih dari sekedar slogan,” katanya.
Komentar
Tulis komentar baru