Bahasa dan sastra bisa jadi pemersatu bangsa. Keduanya juga berperan penting dalam menjaga identitas kebhinnekaan.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pun sangat menyadari hal tersebut. Inilah yang menjadi dasar digelarnya bincang-bincang kebangsaan dalam perspektif kebahasaan dan kesusastraan. Tema yang diusung kali ini, "Merawat Kebhinnekaan Melalui Bahasa dan Sastra".
Kegiatan yang berlangsung di lantai dua gedung D kompleks Kemendikbud, Rabu (1/3/2017) dihadiri sekira 350 orang peserta. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof Muhadjir Effendy hadir sebagai pembicara kunci.
Kepala Badan Bahasa, Prof Dadang Sunendar mengatakan, bincang-bincang kebangsaan ini berangkat dari permasalahan yang sekarang sedang tren, yakni laju informasi yang demikian terbuka dan cepat tersebar, utamanya media daring atau online.
"Pada kondisi ini, tapisan-tapisan yang merekatkan rasa kebangsaan semakin longgar. Jika masyarakat tidak bijak menyikapinya, kita sebagai bangsa tidak lagi dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah secara moral," kata Dadang.
Selain Muhadjir, pembicara lain di antaranya Prof Bambang Kaswanti Purba (pakar bahasa), Prof Suminto A Sayuti (pakar sastra), Habiburrahman El-Shirazy (sastrawan), Tendy K Somantri (Forum Bahasa Media Massa), dan Puji Santosa (peneliti senior dan Badan Bahasa).
Komentar
Tulis komentar baru