Resensi "Salah Asuhan" ala Kantor Bahasa Jambi

Kantor Bahasa Provinsi Jambi menggelar lomba baca puisi tingkat SMA/SMK/MA se-Provinsi Jambi di Aula Kantor Bahasa di Jalan Arif Rahman Hakim No 101, Kamis (10/11).

Ketua Panitia Pelaksana, Karyono, S.Pd., M.Hum kepada Tribun mengatakan bahwa penyelenggaraan lomba baca puisi dilatarbelakangi oleh gerakan gemar membaca dan rajin menulis (Gemar Rame).

"Gemar Rame merupakan suatu aktivitas yang dilakukan untuk meningkatkan kesadaran, kecintaan serta kebanggaan masyarakat dalam mengapresiasi bahasa dan sastra," ujarnya. 

Oleh karena itu lanjutnya, melalui  kegiatan ini setidaknya akan memberikan kesempatan kepada peserta didik dalam membangun kesadaran membaca dan menulis, serta menanamkan kecintaan pada kekayaan bangsa, yaitu baik bahasa maupun sastra yang kaya akan nilai-nilai luhur dan kearifan lokal.

"Potensi keragaman bahasa dan sastra Indonesia harus didayagunakan untuk mempertinggi pemahaman dan daya ungkap bangsa Indonesia terhadap nilai-nilai luhur yang terdapat dalam Pancasila dan UUD 1945," terangnya.  

Menurutnya sejalan dengan hal itu pendayagunaan bahasa dan sastra diharapkan dapat mempertinggi daya serap bangsa Indonesia terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi modern secara maksimal dengan tidak meninggalkan nilai-nilai kearifan lokal.

Untuk jumlah peserta lomba baca puisi sendiri kata pria yang menjabat sebagai peneliti sastra itu adalah 81 peserta dari berbagai sekolah yang ada di Provinsi Jambi, di mana para peserta membawakan satu puisi wajib berjudul Membaca Tanda-Tanda karya Taufik Ismail dan satu puisi pilihan yang telah disediakan oleh panitia.

Karyono menambahkan, selain lomba baca puisi pada kesempatan yang sama juga turut dilaksanakan lomba resensi novel berjudul Salah Asuhan karya Abdul Muis yang diikuti oleh 80 peserta yang juga datang dari berbagai sekolah se Provinsi Jambi.

Jadi harapan dari kegiatan ini kata Karyono adalah bahwa melalui gerakan ini diharapkan dapat membangkitkan semangat membaca anak bangsa dalam rangka meningkatkan daya saingnya sebagai warga dunia.

Lomba tersebut memperebutkan piala dan uang pembinaan jutaan rupiah, di mana juara 1 akan memperoleh uang pembinaan Rp 1 juta, Juara 2 memperoleh uang pembinaan Rp 750 ribu, Juara ke 3  memperoleh uang pembinaan Rp 500 ribu. Sedangkan juara harapan 1 s/d 3 masing- masing akan memperoleh uang pembinaan Rp 250 ribu.