Ketua Dewan Pembina Yayasan Rancage Ajip Rosidi (kedua kiri) berfoto bersama dengan para pemenang Hadiah Sastera Rancage 2012, seusai penyerahan Hadiah Sastera Rancage 2012, di Auditorium Universitas Negeri Semarang (Unnesa), Kamis (24/5). (Foto: PR)
Sejumlah sastrawan dan penggiat sastra berbasa daerah menerima Hadiah Sastera Rancage dari Yayasan Kebudayaan Rancage, Kamis (24/5) pagi. Acara yang dihadiri ratusan orang ini dilangsungkan di Auditorium Universitas Negeri Semarang (Unnes).
Ketua Yayasan Kebudayaan Rancage Ajip Rosidi mengatakan, setiap tahun pihaknya memberi penghargaan pada sastrawan yang menulis dengan menggunakan bahasa daerah. Penghargaan ini merupakan yang ke-24.
"Semula kami memberi penghargaan untuk sastrawan dengan bahasa Sunda saja. Tapi sejak beberapa tahun lalu kami memperluas diri, dengan mengikutkan sastra bahasa Jawa, Bali, dan Lampung," jelasnya.
Penghargaan diserahkan langsung oleh Ajib kepada sejumlah budayawan. Salah satunya yakni Sucipto Hadi Purnomo, dosen Unnes yang pernah menjadi jurnalis di Suara Merdeka.
Pada sambutannya, Sucipto mengungkapkan keprihatinannya atas kondisi bahasa daerah yang kurang diperhatikan. Acara juga dimeriahkan dengan pementasan seni oleh mahasiswa Unnes. (Suara Merdeka)
Acep Zamzam Noor & Etti R.S. Raih Hadiah Rancage 2012
Penyair Acep Zamzam Noor dan Etti RS dinobatkan sebagai peraih Hadiah Sastra Rancage 2012. Acep meraih Hadiah Sastra Rancage untuk kumpulan sajaknya yang berjudul "Paguneman" dan Etti R.S. mendapat Hadiah Sastera Rancage untuk bidang jasa.
Hadiah Sastra Rancage 2012 diberikan Ketua Dewan Pembina Yayasan Rancage Ajip Rosidi, Kamis (24/5), di Auditorium Universitas Negeri Semarang (Unnesa), Semarang. Hadir pula PR IV Bidang Pengembangan dan Kerjasama Prof. Dr. Fatturrohman, M.Hum da PR III Bidang Kemahasiswaa Unnesa Prof. Dr. Masrukhi, MSi, Prof. Dr. Chaidar Alwasilah (UPI Bandung), dan budayawan Harmanto Yatman.
Dalam sambutannya, Ajip Rosidi mengatakan, Hadiah Sastra Rancage sudah diberikan selama 24 tahun berturut-turut. Awalnya, hadiah ini hanya diberikan untuk karya sastera berbahasa Sunda. Namun kemudian berkembang dan diberikan kepada karya sastra berbahasa Jawa, Bali, dan Lampung.
Keberadaan karya sastra daerah, menurut Ajip Rosidi, belum terjaga keberlangsungannya. Mengingat tingkat apresiasi masyarakat terhadap karya sastra berbahasa ibu masih rendah. Kondisi ini terjadi karena penerbitan buku berbahasa ibu belum profesional, keberadaan buku bahasa ibu juga masih terbatas, dan tidak adanya perhatian dari pemerintah terhadap keberadaan buku-buku sastra berbahasa ibu.
"Untuk itulah Yayasan Rancage memberikan hadiah selama hampir seperembat abad untuk buku-buku berbahasa ibu yang diterbitkan. Tujuannya untuk mendorong lebih banyak lagi buku-buku berbahasa ibu dapat diterbitkan," demikian Ajip Rosidi.
Hadiah Sastra Rancage 2012 secara keseluruhan diberikan kepada Acep Zamzam Noor untuk kumpulan sajak berjudul "Paguneman", Yusuf Susilo Hartono untuk kumpulan sajak "Ombak Wengi" (Sastera Jawa), dan Komang Andyana untuk kumpulan cerpen "Metek Bintang" (Sastera Bali). Untuk karya sastera Lampung tahun ini tidak ada pemenang.
Untuk bidang jasa, Hadiah Sastera Rancage 2012 diberikan kepada Etti RS (Sunda), Sucipto Hadi Purnomo (Jawa), I Made Sugianto (Bali)dan Lampung tidak ada pemenang.
Selain hadiah Sastera Rancage, Yayasan Rancage juga memberikan hadiah "Samsudi", karya sastera anak. Hadiah "Samsudi" 2012 diberikan kepada Tatang Setiadi untuk karyanya yang berjudul "Asal-usul Hayam Pelung jeung Dongeng-dongeng Cianjur Lianna". (Pikiran Rakyat)
Komentar
Tulis komentar baru