Skip to Content

Apakah Siti cocok dengan Yanto?

Foto Muhamad Tsaqib

Kali ini saya ingin berbicara dengan hangat bersama anda. Ini adalah permulaan saya dalam mendeskripsikan sebuah peran hidup seseorang dalam fiksi. Andaikata memang berlawanan dengan fiksi, saya mohon maaf dan itu hanyalah kebetulan belaka. Hal ini muncul ketika saya selalu memperhatikan gerak-gerik seseorang secara tidak sengaja dan terinspirasi untuk mendeskripsikannya. Yang paling saya harapkan, tulisan ini bisa menjadi salah satu sudut pandang dalam melihat suasana dan rasa yang terkandung didalamnya. 

Seperti yang sudah sedikit saya jabarkan di awal, maksud dari pendeskripsian ini bukan untuk menyinggung pihak manapun. Oleh karena itu, saya berharap kepada anda sekalian untuk memahaminya dengan baik dan merasakan sedalam-dalamnya, boleh melalui perantara angan-angan atau tidak. Pendeskripsian ini bersifat penghayatan secara konkret bersama dengan imajinasi, seperti penggambaran tulisan dengan objek yang pernah anda lihat dan sesuai dengan yang tertulis disini. 

Dia adalah Siti. Dengan perwajahan yang bersifat keibu-ibuan. Wajahnya semi putih agak kuning-kuning tipis. Hidung mancung yang terkadang mengerucut dikala dia marah. Senyuman indah yang terlihat dipaksa-paksakan, karena gigi-gigi yang saling berpelukan berbahan seperti besi. Sifat yang tampak darinya begitu lemah-lembut ketika bertutur kata. Namun, ketika ada yang menjengkelkan, dia akan mengkerutkan wajahnya dan bertindak secara kontan tanpa berpikir terlebih dahulu. Yang menggetarkan hati adalah sifat kejujurannnya dalam apapun keadaan yang sedang dia rasakan kepada yang bersangkutan. 

Adapun Yanto, dia adalah lelaki yang tulus dan berhati lembut. Lingkung ucapannya selalu membuat sekitarnya tertawa, walaupun dirasa agak kurang ajar. Wajahnya yang tampak gagah dan tidak berbohong, akan tetapi gerak-gerik leluconnya tampak dari gigi-gigi putih rapihnya terlihat merona. Dia menerima apa adanya dan peduli dengan teman-temannya yang berjuang bersamanya. Dibalik semua itu, ketika dia dikerjain sama teman-temannya, dia hanya bisa tersenyum dan melanjutkan gurauan temannya. Ketika ada yang meragukan dihatinya, dia akan menampakkan hal tersebut melalui wajah manisnnya yang berubah seketika. 

Mereka berdua adalah 2 orang yang memiliki peran yang sama di kegiatannya. Keduanya sama-sama menjadi seorang bendahara yang melindungi dan menjaga semua harta benda untuk kelangsungan suksesnya acara kegiatannya nanti. Mereka berdua saling mensupport satu sama lain, saling merasa saling membutuhkan, dan sifat keseriusan mereka dalam mengemban tugas sungguh menyentuh hati. Sampai-sampai muncul diantara mereka berdua benak saling memahami melalui komunikasi dengan perantara uang. Maka, Kehilangan sedikit atau banyaknya uang itu urusan mereka berdua, bukan?.

Kelucuan itu muncul ketika si Siti merasa kehilangan uang yang kurang lebih sebesar Rp.160.000 dan mengadu digrup koordinasi mereka. Namun ternyata, jelasnya uang tersebut tidaklah hilang pada dirinya, melainkan dia lupa bahwa uang tersebut dia letakkan disaku jas almamaternya. Dan hal yang paling menjengkelkanpun muncul, dia mereog-reog sambil tertawa bebas serasa tak ada beban dan derita atas kehilangan dan kecerobohannya kepada teman-temannya. Si Yanto pun begitu, dia ikut-ikutan kelakuan Siti yang membagongkan seperti itu. Hal ini berlangsung hingga selesainya kegiatan mereka yang berakhir dengan baik dan sukses meriah menggeparkan warga yang berada dikampusnya. 

Keduanya pun diakhir pekan saling bertemu dan saling mengucapkan terima kasih. Ada disela-sela ucapan terima kasih Siti kepada Yanto yang tidak dapat Yanto lupakan dari ingatannya dan ada juga kata-kata yang tidak bisa terlupakan dibenak siti akan kata-kata Yanto tatkala berhadapan dengannya. "Andaikan bulan mati bertemu dengan cahaya matahari, maka wajahmu tak ada gunanya untuk kuanggap ketiadaannya", kata Siti sambil tersenyum manis kepada Yanto. " Mungkin kau perlu belajar melihat bulan agar bisa membaca huruf yang mati, karena matahari tidak cukup ada jikalau dibutuhkan untuk saling berdampingan", kata Yanto sambil menampakkan giginya. 

Begitulah deskripsi singkat dan sedikit gerak-gerik yang dapat dipahami. Maka dari itu, Apakah Siti cocok dengan Yanto? . Hal ini tergantung perasaan dan tangkapan penghayatan anda masing-masing tentang 2 peran tersebut melalui deskripsi ini. Terima kasih. 


Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler