Skip to Content

Antara Waktu dan Zaman

Foto Muhamad Tsaqib

Begini, aku ingin bercerita sedikit tentang sore hari tadi. 

 

Pada sore hari tadi, aku berjalan menuju warung cak udin didekat kampus. Kegiatan itu terjadi setelah mengikuti rutinan pengajian yang diselenggarakan di Masul (Masjid Ulul Albab) . Aku bersama teman-teman berjalan dengan santai untuk pergi ke warung tersebut sebagai bentuk makan sore kami waktu itu. Kami melewati klinik kampus kami yang dikenal dengan sebutan Klinik UMMI(Universitas Maulana Malik Ibrahim) . Tatkala kami berjalan, kami juga bercanda dan menebar berbagai macan tawa dan kerandoman yang muncul secara tiba-tiba. 

Setelah sampai disana, kami memesan makanan dan minuman sesuai dengan selera kami pada saat itu. Kami makan secara lahap, dikarenakan rasa lapar yang telah menguasai perut-perut mungil kami. Setelah makan kami bercerita dan bercanda kesana-kemari sambil menikmati waktu menjelang maghrib kami. 

Lalu, apa hubungan cerita ini dengan Antara Waktu dan Zaman? 

Benar sekali, hal inilah yang penting. Tatkala kami berjalan pulang untuk kembali dan melaksanakan ibadah salat Maghrib, terbesit dalam pikiranku disaat aku melihat jam digital klinik UMMI yang terhenti bertuliskan 09.00, pikiranku tidak sengaja mengacu pada istilah waktu dan zaman. Pada saat itulah teman-temanku berjalan mendahuluiku dan aku tertegun memandangi jam tersebut. Muncullah pandanganku melalui hal tersebut kepada filosofi kedua sinonim tersebut yang menurutku berbeda dalam segi pemaknaan bebas yang mungkin dapat diterima sebagian alat pikir manusia. 

Kumulai dengan pandanganku mengenai waktu. Waktu disini adalah ungkapan yang ditujukan kepada sesuatu yang dapat terhenti atau terbatas. Maka dalam prinsip waktu, kebanyakan sesuatu dialokasikan melalui kata jam, menit, waktu itu, dan detik karena hal tersebut dianggap berhenti, ketika alat yang digunakan untuk menghitung waktu tersebut berhenti. Tak usah jauh-jauh, tatkala jam yang berada dirumah anda mati, anda tidak akan tahu mengenai waktu-mewaktu pada aktivitas sehari-hari anda. Jikalau penulis menggunakan waktu dalam tulisannya, maka makna yang diambil disini adalah pada saat itu saja dan sebelumnya tidak. 

Pandanganku tentang zaman dibalik waktu, berada pada sisi pergantian yang tidak dapat terhenti. Walaupun, mungkin dalam konteks kejadian dapat terhenti pada suatu masa yang mana tidak ada lagi pergerakan yang menunjang untuk zaman tersebut. Berbeda dengan makna waktu yang terhenti disebabkan adanya teknologi yang dipakai manusia pada saat ini seperti yang sudah paparkan diatas. Maka dari itu, jikalau penulis menggunakan zaman dalam tulisannya, maka makna yang dapat diambil adalah masa depan atau masa lalu yang masih berjalan dalam kehidupannya. 

Dari paparan diatas, penulis yang menggunakan waktu, dia hanya mengungkapkan kejadian yang ada pada masa itu. Sedangkan zaman, digunakan untuk mengungkapkan suatu masa yang menguak tentang suatu kejadian yang terasa masih berjalan dikehidupan yang sekarang. Maka dari itu, saran dariku ketika menghadapi kata waktu adalah sebuah ungkapan. Sedangkan ketika menghadapi kata zaman adalah harapan dan ingatan yang melekat. 

Sekian dan terima kasih. 

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler