PADA SUATU SORE DI SEBUAH PANTAI KETIKA KITA BERJARAK LIMA BELAS METER SAJA ADA TATAP MATA TAK NYAMAN LALU KAU BERTINGKAH ANEH HINGGA AKU TAK NYAMAN

terima kasih atas kitidaknyamanan itu
tapi aku tau tingkah aneh itu bukan punyamu
hanya karena ada aku di sana yang sempat tertangkap sorot matamu

terima kasih atas ketidaknyamanan itu
tapi aku tau di mana letak hatiku
masih pada peta buta ketidakberdayaan
hingga beberapa kali mataku menujumu
semakin aneh saja lakumu

terima kasih atas kesan aneh itu
hingga dari lima belas meter tempatku berada
ada yang ingin kuceritakan pada mimpiku
tentang jalan panjang yang likunya tak dapat kukira
jika kau menilai aku bajingan
aku hanya mengalah dari kebajinganan yang kau maksud
sebab jika aku bertahan pada kebajinganan itu
sekarung mimpi akan terjual jadinya
sekata harga diri akan terlecehkan rupanya
kebajingananku adalah milikku kiranya
jangan kau dekap atau cicipi

terima kasih atas ketidaknyamanan itu
hingga aku sadar juga akan resahku
jika nanti aku telah berdaya adanya
andai kau belum berpunya
di pelabuhan hatimu akan kubangun dermaga cintaku
tempat aku datang dan pergi


Andam Dewi
Kamis, 31 Juli 2014
Pukul 03.20 WIB