A. Hermenetika general
Bagi Schleirmacher hermeneutic adalah seni memahami sebuah bahasa baik itu berupa ucapan atau tulisan. Pada tahun 1819, dia menyatakan sebuah tujuannya yang fundamental dalam membuka kuliahnya tentang hermenetik yaitu membentuk hermenetika umum sebagai seni memahami. Dia menyatakan bahwa seni memahami tersebut pada esensinya sama baik itu berupa teks-teks agama, hokum, puisi maupun yang lainnya. dalam artian bahwa apapun teksnya kita tetap hanya mempunyai satu masalah yaitu bagaimana kita memahami sebuah teks. karena teks itu berupa bahasa dan bahasa dibungkus dalam struktur gramatikal yang mana didalamnya terdapat ide atau pemikiran sang pengarang, maka salah satunya diperlukan pemahaman gramatikal untuk menemukan makna teks tersebut, apapun bentuk teksnya. Menurutnya hermenetik itu terkait dengan tindakan manusia dalam proses memahami dialog atau teks . Dalam dialog dan teks tersebut kita mencoba untuk memahami dan meneliti kondisi situasi aktualnya.
B. Memahami sebagai sebuah proses rekonstruksi
Dalam sebuah teks atau ucapan, tentu kita akan menemukan dua hal yang penting yaitu bahasa yang dibungkus dalam struktur gramatikal dan kemudian ide atau makna yang ingin disampaikan oleh sang pengarang teks atau ucapan tersebut. Pengarang pada awalnya memikirkan ide, kemudian mengkonstruksinya kedalam sebuah kalimat untuk menyampaikanya. Sedangkan pembaca atau pendengar memahami kalimat tersebut yang mana ada dalam struktur gramatikal dan memahami konteks kalimat tersebut untuk menemukan maknanya. Dengan demikian, interpretasi terdiri dari dua momen interaksi, pertama adalah gramatikal dan yang kedua adalah psikologis pengarang. Psikologis pengarang disini menyangkut kondisi dan kehidupan psikis sang pengarang. bagi Schleiermacher memahami sebagai sebuah seni adalah mengalami ulang proses mental pengarang teks. dan prinsip rekonstruksi ini, bisa dilakukan dengan memahami gramatikal dan psikologis sang pengarang.
C. Lingkaran Hermeneutik
Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa memahami adalah sebuah proses rekonstruksi. Proses rekonstruksi ini baik itu berupa gramatikal atau psikologis itu merupakan lingkaran hermeneutic. Yang dimaksud dengan lingkaran hermeneutic adalah kita memahami sebuah teks secara keseluruhan untuk mengetahui makna pada bagian-bagian kalimat atau paragraph dalam sebuah teks tersebut, dan juga kita tidak mungkin memahami teks secara keseluruhan tanpa mengetahui bagian-bagianya, dalam artian bahwa kita memahami bagian-bagian teks untuk memahami teks secara keseluruhan.
D. Interpretasi gramatikal dan interpretasi psikologis
Dalam proses memahami sebuah teks atau percakapan kita tidak bisa terlepas dari dua sisi yang menentukan; gramatikal dan psikologis. Interpretasi gramatikal itu interpretasi yang menuntut pemahaman kata dalam sebuah kalimat, dan pemahaman kalimat dalam sebuah paragraf. Selain itu juga, interpretasi gramatikal menyangkut tentang bagaimana kata itu digunakan juga dalam bahasa secara umum. Disini pengetahuan kita tentang linguistik dan budaya akan sangat membantu kita dalam melakukan penafsiran ini. Sedangkan interpretasi psikologis adalah interpretasi yang menuntut akan situasi dan kondisi sang penulis ketika menulis. Artinya bahwa penafsir harus mengetahui kondisi sejarah sang penulis, baik itu berupa kondisi sosialnya, situsi politik, biografis, maupun yang lainya. dengan cara ini, seperti sebagaimana Schleiermacher ungkapkan bahwa kita mengalami ulang proses mental sang penulis.
Dengan memperlakukan hermenetik sebagai seni memahami baik teks maupun percakapan, kita melakukan rekonstruksi makna yakni dengan memahami teks melalui gramatikal dan psikologi sang penulis, sehingga kita menafsirkan teks sebaik penulis atau mungkin lebih baik daripada penulis itu sendiri.
Komentar
Tulis komentar baru