Bahasa Indonesia berkembang amat pesat sehingga menjadi bahasa yang mampu mengikat persatuan dan kesatuan bangsa, juga menjadi penghela ilmu pengetahuan.
Sejak kecil, kita belajar bahasa Indonesia. Dimulai dengan pengenalan alfabet, hingga membuat kalimat sederhana seperti, "Ini ibu Budi." Tapi pernahkah kamu mencari tahu tentang sejarah bahasa Indonesia? Mengapa kita menggunakan bahasa yang berakar dari bahasa Melayu ini dan bukan memilih satu dari ratusan bahasa daerah di Tanah Air?
Sudah tahu kan kalau Hari Sumpah Pemuda juga merupakan hari lahir bahasa Indonesia? Nah, untuk memperingatinya, pemerintah Indonesia melalui Badan Bahasa rutin menyelenggarakan Bulan Bahasa dan Sastra. Rangkaian kegiatan Bulan Bahasa dan Sastra dihelat pada Oktober setiap tahun.
Kenapa sih harus ada Bulan Bahasa dan Sastra Indonesia?
Banyak cara yang bisa dilakukan dalam mengisi Bulan Bahasa yang jatuh setiap Oktober. Tahun ini, Universitas Negeri Surabaya (Unesa) kembali memeriahkan Bulan Bahasa dengan menggelar Olimpiade Bahasa Indonesia.
Kumpulan torsa-torsa (cerita pendek Batak) berjudul Tumoing Manggorga Ari Sogot dinilai mampu membangkitkan sastra Batak modern, bertutur kearifan lokal dan nilai luhur tradisional etnis yang ditransformasikan lewat bahasa daerah.
Sikap dan perhatian pemerintah terhadap kedudukan sastra daerah terutama dalam kurikulum sekolah dan ketersediaan lapangan kerja kian menurun. Untuk merespons kondisi ini, Universitas Sebelas Maret (UNS) akan mengadakan musyawarah nasional (munas) Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Daerah se-Indonesia (Imbasadi), 23-27 Oktober yang akan berlangsung di Solo, Jawa Tengah.
Teater Kosong SMA Negeri 1 Solo sabet juara umum 2 dalam kompetisi teater nasional di Bali (13/10) silam. Dalam kompetisi tersebut, teater Kosong membawa pulang 7 buah piala.
Novel Laskar Pelangi edisi internasional atau The Rainbow Troops meraih penghargaan bergengsi pada Festival Buku New York atau "New York Book Festival" 2013.
Komentar Terbaru