Untuk menumbuhkan minat baca di rakyat Jawa Barat khususnya, dan Indonesia pada umumnya, Pemprov. Jabar mencanangkan program Gerakan Wakaf Buku "Satu Buku Satu Orang".
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mencanangkan program itu seiring dengan peringatan Hari Perpustakaan ke-55 dan Hari Kearsipan ke-40, di Gedung Pusdai, Jln. Diponegoro, Kota Bandung, Selasa (24/5) siang. Acara juga diisi dengan peresmian Perpustakaan PMI dan Home Teater Kearsipan Bapuspida (Balai Perpustakaan dan Kearsipan Daerah) Jabar.
Heryawan menuturkan, program wakaf buku itu, untuk langkah awal, dimulai dari lingkungan Pemprov. Jabar. "Jadi setiap PNS diimbau untuk menyumbangkan minimal satu buku. Buku itu nantinya akan diberikan ke Bapuspida untuk disalurkan ke perpustakaan-perpustakaan di daerah," katanya.
Heryawan mengungkapkan, melalui program tersebut, termasuk penambahan perpustakaan di daerah-daerah, diharapkan mampu meningkatkan indeks membaca secara nasional. Saat ini, indeks membaca Indonesia hanya 0,001. Artinya, 1 buku dibaca atau diperebutkan 1.000 orang. "Sangat jauh dibanding dengan Singapura yang 550 buku untuk 100 orang," katanya.
Indeks membaca yang sangat minim itu, kata Heryawan, bukanlah persoalan ekonomi atau kemampuan finansial. "Ini lebih kepada masalah tekad dan bagaimana menghadirkan bacaan yang berkualitas," ujarnya.
Menurut Heryawan, membaca sangat penting untuk menambah pengetahuan, karena kemajuan suatu negara ditentukan juga oleh masyarakat yang gemar membaca. "Kalau sumber kesejahteraan dan kemjauan berawal dari ilmu pengetahuan, maka jika masyarakat gemar membaca dan mendapat ilmu pengetahuan, masyarakat bakal sejahtera, dan pikirannya akan terbuka," katanya.
Heryawan menambahkan, ilmu pengetahuan tidak akan mungkin didapat tanpa membaca. Dan pemerintah punya tanggung jawab agar mendorong generasi muda untuk tetap dan senang membaca. (A-128/kur/Pikiran Rakyat)***
Komentar
Tulis komentar baru