Skip to Content

Kembali Bersama

Foto Sholihul Mubarok
files/user/10550/72928dfb75610f4213dac2825bc4cec9.jpg
72928dfb75610f4213dac2825bc4cec9.jpg

 

Oleh: Sholihul Mubarok
Di pagi yang berkabut, Rose menatap jendela kamarnya yang menghadap ke sungai. Hujan turun dengan lembut, membasahi jalan dan membawa kesepian. Dia merasa sedih, seperti matahari yang tersembunyi di balik awan. Kenangan masa lalu bersama Riku, kekasihnya yang telah pergi ke kota lain untuk mengejar impiannya sebagai penulis, terus menghantui pikirannya.
"Apa yang membuatmu sedih, Rose?" tanya suara lembut di belakangnya. Suara itu milik Luna, sahabatnya yang telah menemani Rose selama ini.
Rose berpaling, menatap Luna dengan mata yang berkilauan. "Aku merindukan Riku. Aku merindukan waktu kita bersama."
Luna mendekati Rose, memeluknya erat. "Aku tahu, Rose. Tapi Riku akan kembali. Dia janji."
Hari-hari berlalu, dan Riku kembali ke kota. Mereka berdua berjalan di tepi sungai, menikmati hujan dan kenangan. Riku menceritakan pengalamannya di kota lain, tentang kesulitan dan kegembiraan yang dia rasakan.
"Apa yang membuatmu kembali, Riku?" tanya Rose.
Riku tersenyum. "Aku ingin menulis cerita tentang cinta kita, Rose. Aku ingin menulis tentang bagaimana cinta kita bisa bertahan meskipun kita berjauhan."
Rose tersenyum. "Aku suka ide itu, Riku."
Mereka berdua memegang tangan, menatap matahari yang bersinar. Harapan baru telah timbul, seperti benih yang tumbuh dari sisa bangkai dedaunan.
Di sore hari, Riku dan Rose duduk di kafe, menulis cerita bersama. Luna bergabung, membantu mereka memperkaya cerita.
"Cerita apa yang kalian tulis?" tanya Luna.
Riku tersenyum. "Cerita tentang cinta."
Luna tersenyum. "Aku ingin membaca."
Riku dan Rose berbagi cerita, dan Luna terpesona. Cerita mereka tentang cinta, kesabaran, dan kebersamaan.
Hujan masih turun, membasahi jalan dan membawa kenangan. Tapi bagi Riku dan Rose, hujan telah menjadi simbol harapan dan cinta.
"Kita akan selalu bersama, Rose," kata Riku.
Rose tersenyum. "Selamanya, Riku."
Dan mereka berdua hidup bahagia, dengan cinta yang tak pernah mati.
Gresik, 20 Desember 2024

 

Oleh: Sholihul Mubarok


Di pagi yang berkabut, Rose menatap jendela kamarnya yang menghadap ke sungai. Hujan turun dengan lembut, membasahi jalan dan membawa kesepian. Dia merasa sedih, seperti matahari yang tersembunyi di balik awan. Kenangan masa lalu bersama Riku, kekasihnya yang telah pergi ke kota lain untuk mengejar impiannya sebagai penulis, terus menghantui pikirannya.


"Apa yang membuatmu sedih, Rose?" tanya suara lembut di belakangnya. Suara itu milik Luna, sahabatnya yang telah menemani Rose selama ini.


Rose berpaling, menatap Luna dengan mata yang berkilauan. "Aku merindukan Riku. Aku merindukan waktu kita bersama."


Luna mendekati Rose, memeluknya erat. "Aku tahu, Rose. Tapi Riku akan kembali. Dia janji."


Hari-hari berlalu, dan Riku kembali ke kota. Mereka berdua berjalan di tepi sungai, menikmati hujan dan kenangan. Riku menceritakan pengalamannya di kota lain, tentang kesulitan dan kegembiraan yang dia rasakan.


"Apa yang membuatmu kembali, Riku?" tanya Rose.


Riku tersenyum. "Aku ingin menulis cerita tentang cinta kita, Rose. Aku ingin menulis tentang bagaimana cinta kita bisa bertahan meskipun kita berjauhan."


Rose tersenyum. "Aku suka ide itu, Riku."


Mereka berdua memegang tangan, menatap matahari yang bersinar. Harapan baru telah timbul, seperti benih yang tumbuh dari sisa bangkai dedaunan.


Di sore hari, Riku dan Rose duduk di kafe, menulis cerita bersama. Luna bergabung, membantu mereka memperkaya cerita.


"Cerita apa yang kalian tulis?" tanya Luna.


Riku tersenyum. "Cerita tentang cinta."


Luna tersenyum. "Aku ingin membaca."


Riku dan Rose berbagi cerita, dan Luna terpesona. Cerita mereka tentang cinta, kesabaran, dan kebersamaan.


Hujan masih turun, membasahi jalan dan membawa kenangan. Tapi bagi Riku dan Rose, hujan telah menjadi simbol harapan dan cinta.


"Kita akan selalu bersama, Rose," kata Riku.


Rose tersenyum. "Selamanya, Riku."


Dan mereka berdua hidup bahagia, dengan cinta yang tak pernah mati.



Gresik, 20 Desember 2024

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler