aku pernah menjumpai sepasang wajah angsa yang berjalan jalan di kerumunan perlombaan
wajahnya seperti dua keping mata logam yang berbeda
sebagian menggambarkan lekuk tubuh moleknya yang putih
dan sebagiannya hitam legam serupa biji tasbih yg hangus
kemarin baru saja aku menemui sepasang angsa yang bercermin di kedalaman kolam ikan
ia telah puas menyelami kolam kita,
anyirnya tinggal seujung hidung
buih buih putih
berputar dan hanya menyeka kerinduan
berlomba ia hanyutkan limbah air mata,
hingga membiarkan jatuh di putih kapas dari langit langit
atau menggelinding di lengkung pipi
hingga hujan tak reda
seperti aku membuang muka dan melemparnya tepat di kedua kepala angsa..
Pelita, 11 Juli
Tulis komentar baru