yang kuterima hari ini
inilah yang menjadi bagianku
seberapapun, inilah bagianku
memang serasa kurang
tapi hati ini harus keras berjuang
hari ini tetap kubuka pagi dengan penuh keceriaan
tak sedikitpun galau, tak sedikitpun miris
seperti biasa aku mengikuti cerianya matahari
aku sendiri tak tahu kenapa kita jadi sama-sama diam
padahal kebersamaan telah lama kita pelihara
kita saling menjaga rasa
kita terus membangun mesra
ia terlalu berat untuk menulis lagi
pena di tangan hanya diam terpaku
menggores lukisanpun tak bisa lagi
karena porak poranda hatinya
mari duduk santai di sini
di bawah rindang pepohonan di tepian sawah
kita lepas sejenak kepenatan
kita buang ketegangan yang kita buat sendiri
tak ada lagi gemercik air di sini
sungai ini telah kering
dan berganti tumpukan sampah
rumputpun enggan untuk tumbuh
semua terpaku pada batas waktu
ada batas waktu untuk bersama
ada batas waktu untuk saling mencinta
ada batas waktu untuk saling membenci
(sajak kebaktian)
Anakanda puan ada padaku.
Di mana? — Kan sini, kan situ.
Berapakah umur? — Kurun-kurun.
Siapa sebutan? — (kesepian)
bila perjanjian perekat kebersamaan
tidak lagi dihormati dan dijunjung tinggi
bila keadilan tak lagi dianggap adil
maka lihatlah bahwa kebersamaan telah retak
kutelusuri kembali potret kecantikanmu
dengan senyum yang manis
dan sorot mata yang merangkai kasih
untuk kembali menumpahkan galau rindu
Komentar Terbaru