ia terlalu berat untuk menulis lagi
pena di tangan hanya diam terpaku
menggores lukisanpun tak bisa lagi
karena porak poranda hatinya
telah lama menyertai langkah hidupnya
hingga tak begitu jelas
antara tangis kepedihan dan kebingungan
ia mencoba menyendiri, menyepi
tapi tetap tak menemukan jawaban
tentang apa yang harus diperbuat
bahkan sesekali ia sandarkan pada doa
dan entah berapa lama ia berdoa
belum juga bisa mengurai problematika
kini ia sedang meniti jalan sunyi
di antara keriuhan petaka kehidupan
Komentar
Tulis komentar baru