KORUPSI BUKAN MUSUH UTAMA
Oleh : Usman Hasan
Seorang aktifis anti korupsi ketika dia ditanya, siapa musuh utama bangsa ini, pasti dia menjawab : korupsi. Benarkan korupsi itu musuh utama ? Sebab ketika berbicara korupsi musuh utama, berarti menjadi prioritas, yang lainnya urutan berikutnya.
Sekitar delapan tahun silam saya menyampaikan dengan bangga soal kasus korupsi ratusan juta rupiah yang sementara saya kawal kepada seorang aktifis. Terus terang harapan saya bahwa saya akan mendapatkan pujian, pokoknya akan mendapatkan respon bagus, minimal memberikan motivasi. Ternyata harapan saya meleset. Dia justru hanya acuh tak acuh, enggan mengomentari penyampaian saya, tapi kemudian belakangan dia mengomentari juga, mungkin saja setelah dia membaca mimik wajah saya yang kecewa.
Dia bilang begini : “ soal korupsi memang permasalahan negeri ini yang harus dituntaskan, tapi kamu harus ingat, jangan semua kekuatan mengeroyok korupsi. Kejaksaan, Kepolisian, LSM, dan semua kekuatan masyarakat berduyun-duyun mengeroyok korupsi, sementara ada pintu lain yang sudah kita tidak jaga dan mereka musuh utama kita sudah melakukan pendekatan dengan penentu kebijakan menggoalkan regulasi, dimana regulasi itu sangat merugikan rakyat. Sementara kita semua terkonsentrasi mengejar korupsi ratusan juta, mereka melalui pintu belakang sudah memboyong kekayaan kita keluar negeri melalui regulasi yang dimudahkan kepada mereka pemilik modal dan negara tidak hanya dirugikan ratusan sampai milyaran , tapi trilyunan rupiah. Tapi, bukan berarti saya pro korupsi. Korupsi perlu kita berantas, tapi harus ada pembagian peran yang baik .” Demikian katanya panjang lebar
“Jadi, siapa musuh utama kita ?” Tanya saya
“Musuh utama kita, seperti yang dikatakan oleh Bung Karno, yaitu neo kolonialsme, neo imperialsme dan feodalisme. Korupsi juga musuh tapi bukan musuh utama, korupsi hanya cabang-cabang, akarnya adalah neo kolonialisme, neo imperialsme dan neo feodalisme. Ketika kita mampu membendung arus neo kolonialisme, neo imperialisme dan menuntaskan feodalisme, maka korupsi dapat diminimalisir.Gimana korupsi nggak makin menggila apabila kebudayaan tidak terjaga.
Ketika ada rezim korup di negeri berkembang yang kaya dengan sumber daya alam, maka dia akan lindungi dengan segala cara ,apalagi rezim itu mau menjadi kaki tangannya. Tapi ketika sebuah rezim yang tidak mau menjadi kaki tangannya, tidak mau menyerahkan sumber kekayaannya, maka dia akan dimusuhi dan kalu perlu di upayakan dengan segala cara untuk dijatuhkan. Hal itu sudah dialami oleh Bung Karno. Bung karno tidak mau menyerahkan kekayaan alam kepada pihak asing. Menurut Bung karno, boleh kekayaan kita gali setelah SDM kita sudah sanggup untuk mengolahnya. Buat apa kita mengekploitasi sumber daya alam kalau hanya menguntungkan pihak asing, sementara rakyat hanya mendapatkan ampas-ampasnya. Makanya dicarikan berbagai upaya menjatuhkan Bung Karno dan skenario pendongkelan Bung Karno sudah banyak ditulis orang. Setelah Bung Karno jatuh dari kekuasaan, maka rezim Suharto langsung menerbitkan UU Penanaman Modal (1967).Ketika itu awal dari ekspolitasi sumber daya alam dan sekarangt semakin menggila.”
Penguasaan terhadap negeri berkembang dilakukan bukan lagi dengan penguasaan phisik, dengan penaklukan bersenjata, tapi dengan mempengaruhi kebijakan. Pernyataan resmi Badan Intelejen Nasional (BIN) : bahwa banyak regulasi di Indonesia atas pesanan asing. Permadi yang pernah menjabat sebagai anggota DPR mengatakan, bahwa banyak UU yang diterbitkan di Indonesia berdasarkan Draft dari pihak asing, bukan saja sekedar draft, tapi mereka mengawal ketika pembahasan di legislatif. Kan banyak legislatif kita bisa dibeli pakai uang dolar karena memang wataknya tidak mencintai negerinya. Mereka rela menjual kekayaan alam kita kepada asing asalkan mereka dapat memuaskan kecintaan terhadap harta benda duniawi.
Bukan hanya membeli pejabat dengan uang dolar, mereka menghancurkan karakter bangsa melalui film porno, narkoba, bahkan agama pun mereka intervensi, sekalipun tidak mungkin sekaligus dihancurkan, tapi minimal dilemahkan dengan berbagai cara. Budaya kita diperlemah, tradisi nenak moyang kita dia sebut kuno,budayanya yang hebat, agung dan modern. Karena mereka musuh utama kita itu paham betul, ketika bangsa ini teguh pada ajaran agamanya, kebudayaannya tinggi. Maka sulit dia dapat mengeruk keuntungan dari negeri kita yang kaya raya ini.
Saya hanya bisa termanggut-manggut kepala. Ternyata tidak mudah menyebut diri aktifis, sedangkan yang sudah diketahui secara kasat mata , bahwa suatu sikap, dan tindakan itu benar, toh masih saja ada celah untuk didiskusikan lebih tajam. Artinya memerlukan analisis menyeluruh dan akurat. ***
Komentar
sangat setuju, bangsa
sangat setuju, bangsa indonesia sangat mendewakan bangsa asing, sehingga identitas kita sebagai bangsa yg berjuang untuk bebas dan merdeka setelah dijajah selama 3 abad sudah tidak ada gunanya.
Tulis komentar baru