Skip to Content

Seri Wawancara VoB: Literasi Sastra dan Musik

Foto HumaNiniNora

Wawancara Suara Baceprot (VoB): Literasi Sastra dan Musik

1.  Vob Firdda  (vokal cum gitar): Literasi Sastra dan Musik

“Lewat buku fiksi, imajinasi saya bertambah bebas. Dan bagi saya musik butuh itu, atau paling tidak saya sangat butuh itu untuk musik saya.”

2.  Widi Vob  (bas): Perbedaan dan Kenikmatan

“Mimpiku adalah ingin selalu ‘berbeda’. Misalnya musik VoB itu metal tapi, meskipun begitu, aku tetap ingin memasukkan unsur musik lain di dalamnya.”

3.  Sitti Vob  (Gendang): Dari Entakan Drum ke Kebebasan

“Saya ingin membuat lagu sesuai dengan apa yang saya rasakan saat ini. Mau itu tentang revolusi, polusi atau tentang polisi sekalipun. Kalau itu sesuai dengan apa yang ingin saya sampaikan, ya, bakal jadi.”

4.  Abah Erza  (penulis lirik cum abadi): Di Balik Proses VoB

“Mereka memilih belajar musik karena berkali-kali gagal mendalami peran dalam produksi teater yang saya buat. Selain itu, saya tidak cukup sabar untuk menjadi pelatih teater yang baik dan bijaksana. Ketika kemudian berlatih musik bersama mereka, ternyata sama saja. Makanya saya memilih menjadi teman mereka yang kurang baik dan kurang bijaksana.”

 

Tentang VoB

Bagian 1.  Pradewi Tri Chatami  (Editor Marjin Kiri): Perempuan dan Buku

“Kebahagiaan bukanlah mengabdi pada yang lain, entah itu suami, keluarga, adat istiadat, atau apa pun. Kebahagiaan adalah bersikap kritis dan bersenang-senang dengan apa yang mereka (perempuan) percaya sebagai mimpi. Setidaknya, itu yang aku rasakan dengan keberadaan mereka (VoB).” 

Bagian 2.  Syarif Maulana  (Filsuf 4.0): Musik dan Pikiran

“Musik dan tampilan VoB enggak perlu selalu dimaknai sebagai representasi perlawanan atau pun pemberontakan. Namanya juga budaya pop, mesti ada unsur kejutan, perhatian, dan tentu saja hiburan. Silakan para kritikus memaknai kehadiran VoB sebagai suatu oase di tengah ramainya fundamentalisme agama, tetapi fundamentalisme agama akan selalu ada, dengan atau tanpa VoB.”

Bagian 3.  Feby Indirani  (Feminis Muslim): Perempuan Merdeka Seutuhnya

“Perempuan Merdeka Seutuhnya sesuai dengan spirit dan aspirasi dari VOB, saya sendiri, dan juga bisa mewakili harapan perempuan lainnya. Sebab banyak sekali pihak yang selalu mencoba mengendalikan perempuan, apakah itu pemimpin masyarakat, agama, negara dan ….” 

Bagian 4.  M Faizi  (Penyair dan Kyai Madura): Musik dan Pandangan Islam

Pengharaman yang saklek atas musik dan pandangan minor atas band metal bersumber dari kesalahpahaman.

Seri wawancara ini saya rencanakan sejak kepindahan VoB dari Singajaya, Garut, ke ibu kota, Jakarta, pada akhir tahun 2020 silam. Awalnya pengen nulis buku naratif yang tidak perlu sekaligus sekaligus merepotkan banyak orang. Tapi apalah daya. Lagi pula kerja kolaboratif, selain meringankan beban, bisa sekalian silaturhami juga.

Narasumber terlibat, di luar VoB, selain pegiat dan apresiator musik, adalah pegiat buku dan sastra. (Saya haturkan terima kasih pada setiap narasumber yang berkenan meluangkan waktu dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang kadang-kadang terlalu penting).

Seri wawancara ini melibatkan buku dan sastra, karena proses kreatif VoB, teks-teks fiksi, terutama prosa. Saya sendiri pertama kali bertemu dengan VoB di kegiatan literasi, di  Komunitas Ngejah

Membaca rupa-rupanya memang bermanfaat sangat. Apalagi di bulan puasa yang penuh ramhat. Dengan membaca kita bisa dapat informasi, mungkin juga pahala kalau tulus, mungkin juga (teks) bisa jadi obat tidur yang luar biasa mujarab.

Konon, membaca lebih baik daripada godin (batal puasa). Sekalipun efeknya sama-sama bisa bikin ngantuk, lalu bermimpi atau masuk ke dunia imajiner, yang bisa lebih tanpa batas dari dunia virtual.

Dan ada beberapa wawancara lagi, sebetulnya, yang masih dalam proses. Salah satu di antaranya wawancara atau obrolan ringan tapi intim dengan ... rahasia.

Salam sayang.

HumaNiniNora.

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler