Skip to Content

Oktober 2010

Drama Monolog: Trik

Drama Monolog: Trik

sastradrama.wordpress.com - Aku ditanya oleh seseorang, apakah kau masih bangga menjadi orang Indonesia? Tanpa berpikir lagi aku menjawab, singkat, tegas lugas: Tidak.

Ah, Apa? Bangga atau tidak?

Aku ulangi menjawab lebih pasti: Tidak!

Drama Monolog: Tua

Drama Monolog: Tua

sastradrama.wordpress.com - Di depanku berdiri seseorang yang barangkali aku sudah kenal benar. Mungkin juga tidak. Aku tidak tahu siapa namanya. Perawakannya sederhana. Ia tidak membawa apa-apa. Matanya juga hanya dua, dengan sorot yang biasa. Bahkan ia tersenyum manis dan mengatakan:

Apa kabar?

PANTUN HAKEKAT MUHAMMAD HASYIM AL-KHALIDI Q.S

PANTUN HAKEKAT MAULANA SAIDI SYEKH MUHAMMAD HASYIM AL-KHALIDI Q.S

 

(Maulana Lahir Tahun 1863 di Padang, merupakan seorang Wali Qutub yang membawa Thareqat Naqsyabandi dari Jabbal Qubais Mekkah, berpulang kerahmatullah pada hari rabu, tgl 07 April 1954 jam 13.05 siang dalam usia 87 tahun, dan dimakamkan di Buayan Lubuk Alung Sumatra barat)

stasiun tugu; pertemuan kekasih

;Tyas satya faridhca

 

"aku menunggumu malam itu 

di antara orang lalu lalang pergi 

menuju jalan pulang."

 

otobiografi Fariduddin Attar

Bait demi bait puisi sufistik yang dirangkainya begitu melegenda. Sosok dan karya sastra yang ditorehkannya telah menjadi inspirasi bagi para pujangga di tanah Persia, salah satunya penyair termashur sekelas Jalaluddin Rumi. Penyair sufi legendaris yang masih berpengaruh hingga abad ke-21 itu dikenal dengan nama pena Fariduddin Attar, si penyebar wangi yang dalam bahasa Persia disebut Attar.

Sastra dan Syair Al-Qusyairy

Al-Qusyairy, seperti yang disebutkan oleh as Subky, adalah ahli bahasa dan sastra, seorang pengarang dan penyair. Pada masa kecilnya al-Qusyairy telah mempelajari bahasa Arab dan sastra, sehingga dikenal pula sebagai penyair yang hebat dan cemerlang. Ali al-Bakhrazy menyebutkan dalam Dimyatul Qashr, mengutip sebagian syairnya, dan menyebut nyebut kebesarannya.

an-Niffari bercerita dalam diam

Berbeda dengan para sufi penyair kebanyakan, an-Niffari dipandang sebagai sosok sufi penyair yang unik. Ia lebih suka hidup menyendiri, meskipun selama hayatnya ia banyak melakukan pengembaraan ke berbagai negeri Islam. Bahkan terhadap karya-karya syair sufistiknya sekalipun, orang tak mungkin mengenalnya jika tanpa bantuan Arthur John Arberry, orientalis Inggris yang pernah menulis buku Tasawuf versus Syari’at. Arberry telah menemukan karya An-Niffari, dan kemudian menerbitkannya pada tahun 1934. Salah satunya karya an-Niffari yang terpenting dan ditemukan Arberry itu adalah Al-Mawaqif wal Mukhathabat (Posisi-posisi dan Percakapan).

cinta memakna

resahku penantian,

rinduku kedamaian,

lelapku hampa.....

 

setetes embun di siang hari,

segenggam debu di aliran air,

Sahara Cinta

Jika dia adalah pusat pahala

Kenapa derita yang menerpa

mutiara tak bertuan

menggelegak nafsi menggelora ....

duapuluh pemuda memutar kehendak, bak hewan liar di padang ilalang...

tak mengenal malu, mereka saling bercumbu....



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler