MATAMU PISAU
Berjumpa kembali. Di sore
Hujan mendarat di kepala-
Kepala yang beku bersama
Gemuruh.
Terik
Panas sekali hari ini
Seolah ingin menguras tiap peluh yang ada
Bau, pengap dan hingar bingar
Muka-muka keras bak batu akik di emperan toko emas
Seperti hari dulu ... hari ini sama
Aku bukan nyatamu ... kau bukan hatiku
Malam ini pengukir matahari menyiram bumi dengan bulan walau tak purnama
Hingga bumi hampir berhenti berotasi
Dhuha menyapa ...
diantara keramaian jari jemari yang menari di papan hitam
Hela napasku takkan pernah berhenti memanggil namamu
Jauh hingga ku tak mampu menggapai bayangmu.
Terakhir yang ku lihat kau berada dalam suatu malam yang pekat
Aku marah pada hidup
yang menguliti rasa-rasa tenang
yang aku miliki
Aku meradang pada cahaya
yang menawarkan kemegahan
Apalah daya dikala diri sedang merindu, bahkan bulan malu-malu tengah mengintip laranya diriku, semua hambar terasa, apalah penawar diri ini? Harus berapa kali aku berdusta? Entahlah, duhai….
Normal 0
Ayolah, Melangkahlah
Kau takkan mampu
jika seorang diri
Komentar Terbaru