Apalah daya dikala diri sedang merindu, bahkan bulan malu-malu tengah mengintip laranya diriku, semua hambar terasa, apalah penawar diri ini? Harus berapa kali aku berdusta? Entahlah, duhai…. Betapa nestapa diri ini, betapa lara hati ini, apalah dayaku yang hanya dapat menatap lembaran kertas nan lusuh, menatap lamat-lamat tulisan yang semakin layu dimakan massa, duhai…….. apalah diri ini, yang hanya dapat tergugu, terpaku, terdiam, menyepi dalam kerinduan……….. haruskah aku bercerita kepada angin yang kehadirannya sekedar menyapa diriku? Lalu pergi dengan membawa cerita rinduku kepada si empunnya nama? Haruskah? Entahlah, baiknya kerinduan ini kusimpan disini saja, kusimpan rapi dalam baitan tulisan hitam, kusimpan rapi dalam qalbu bergejolak, namun bibir membungkam, mata lesuh hanya menatap lara, entah tertuju pada apa dan siapa, tatapan kosong yang sama sekali tak memiliki arti dan makna, biarkan rindu ini menjelma menjadi satu kekuatan hati bernama sabar. Mungkin nanti atau suatu saaat kerinduan akan menjelma menjadi seulas senyuman manis yang akan menjadi tulisan sejarah hidupku, ya.. mungkin saja,
_sajakRindu_
Komentar
bagus... puisi bentuk seperti
bagus... puisi bentuk seperti apa?
jt
puisi hati
puisi hati mungkin, masih berantakan itu masih nyoba aja, maklum karya pertama
_sa'idahaulia_
Tulis komentar baru