Suatu senja, di awal musim semi
di jalanku, di jalan setapak yang kita lalui
ku lihat ada pelangi harap membentang
namun aku tak dapat mengatakan
apa yang seharusnya kukatakan kepadamu
Aku tahu bahwa banyak pertanyaan di benakmu
ku lihat itu di bola matamu saat menatap mataku
bahwa aku selalu bersamamu, itu terasa cukup bagimu
membuatmu merasa bahagia sepanjang jalan
dan kau pun tak ingin kehilangan waktu bersamaku
Ketika musim semi berakhir
aku harus pergi, ku tinggalkan apa pun dan siapa pun
juga rasa cinta yang mengalir dalam linangan air matamu
jika kau merindukanku, maka carilah aku di jalan setapak itu
kau akan menemukanku di sana, di saat bunga sakura bermekaran
Dengarkanlah desir angin, sibaklah awan jingga dan keindahan senja
pandangilah pepohonan sakura tua yang berderet rapih di sisi jalan itu
kau akan mendengar suaraku, melihatku hadir dan menemuimu
aku selalu datang dan pergi dan bernyanyi di sepanjang jalanku
menemuimu setiap kali berjalan di sana, di saat musim semi tiba!
Komentar
Nice! ya Cinta Semusim
Senang membaca syair ini pak Beni.
Beginilah sebuah cinta sederhana di metafokan, syair ini mewakili perasaan atau hal-hal tanpa syarat.
Bener-bener menyenangkan membaca dan membawanya ke alam imajinasi saya.
Salam sastra.
Sukses selalu pak Beni.
Terima kasih Boma Damar...
Terima kasih Boma Damar atas komentarnya. Ya ini berlatar belakang cerita tentang ketulusan hati seorang gadis jepang dalam mencintai kekasihnya, namun ketika musim semi berakhir sang kekasih pulang, kembali ke negri asalnya.
Beni Guntarman
Tulis komentar baru