jadilah seperti senja
ia selalu dirindukan angkasa
angkasa tampak kelabu tanpa senja
senja adalah peraduan segala sedih hari yang hura harunya
Apa karena buahnya yang buruk dan busuk
pepohonan dan segala tetumbuhan yang menjalar
kau cangkok, kau setek dengan liar
kau rawat dengan biar?
Kubuka mata....
Cahaya pagi kian menjemput
Kubuka jendela....
Kuhirup udara segar
Kulihat halaman hijau nan indah
Kicauan indah terdengar
kau harus tahu
tak hanya jelangkung yang datang tak diantar
rindu ini pun juga
Terlihat indah
Layak mutiara
Terpandang mulia
Layak permata
Tersohor taqwa
Sungguh kau sholihah
Terhanyut hati
Dan segera.. Setiap benih kata dalam kepala, aku tanam pada kertas-kertas putih
Ini pagi mencampakkan segala riuh tentang jejak langkah yang terus menderap, juga rindu yang kian gaduh
Kamis, 12 Maret 2015. Matahari bersinar begitu cerahnya, meski awan mendung bereuni di ufuk barat.
Sekira lama dedaun kering jatuh meminta Tunggulah berserak di muka tak dalam Dapatkah meminta selain muka, dijatuhi daun-daun kering Mengadah tangan tadah dalam mendoa tiba
dalam hening kuterdiam dalam ruang yang tak bertuan
ingin rasanya ku mempertemukan rinduku pada pemiliknya
untuk senantiasa merebahkan luka
ku terbangunkan oleh dawai-dawai syahdu
senantiasa bergemuruh dalam riuh yang merdu
untuk sementara waktu yang semu
berusaha menjauh dari sesuatu yang kunamai waktu
Komentar Terbaru