Penyair Cecep Syamsul Hari hari ini, Kamis, 16 Januari 2014, mengirim surat terbuka kepada Pemimpin Redaksi Horison, Jamal D. Rahman. Cecep menyatakan mundur dari majalah sastra itu. Langkah mengundurkan diri itu dilakukan karena kontroversi buku 33 Tokoh Sastra Indonesia Berpengaruh yang memasukkan Denny JA, seorang konsultan politik, dalam jajaran tokoh itu.
“Pada hemat saya, apa pun alasannya, memasukkan nama Denny JA sebagai salah seorang tokoh sastra Indonesia paling berpengaruh di dalam buku itu belum saatnya,” tulis Cecep dalam surat terbukanya yang diposting Facebook. Ia khawatir, kebedaaan Jamal dan Joni Arianata (dua awak redaksi Horison) plus Agus Sarjono yang mengundurkan dari Horison beberapa bulan lalu, akan membuat majalah sastra itu dalam posisi sulit.
Berikut surat penguduran diri lengkap Cecep Syamsul Hari dari Horison:
Surat (Terbuka) Pengunduran Diri Saya
sebagai Redaktur Majalah Sastra Horison
Kepada Ydh.
Jamal D. Rahman
- Jamal D. Rahman Full -
(Pemimpin Redaksi Majalah Sastra Horison)
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamualaikum, wr., wb.
Jamal D. Rahman yang baik, sahabat saya yang budiman. Mohon diterima surat ini sebagai pernyataan resmi pengunduran diri saya sebagai redaktur Majalah Sastra Horison.
Sebenarnya, sebagaimana yang mungkin Jamal ketahui, saya telah berniat mengundurkan diri dari Horison sejak beberapa tahun silam. Namun, satu alasan, dan satu-satunya alasan, yang menguatkan saya untuk mengundurkan diri dari Horison adalah terbitnya buku “33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh” tempat Jamal bertindak sebagai ketua Tim Penyusun buku tersebut. Buku yang di dalamnya memasukkan nama Denny JA sebagai salah seorang tokoh sastra Indonesia paling berpengaruh, yang telah menimbulkan kontroversi dan penolakan yang, sepanjang saya ketahui, belum pernah ada presedennya dalam sejarah sastra Indonesia. Pada hemat saya, apa pun alasannya, memasukkan nama Denny JA sebagai salah seorang tokoh sastra Indonesia paling berpengaruh di dalam buku itu belum saatnya.
Saya percaya bahwa Jamal (dan sahabat saya yang saya sayangi, Joni Ariadinata) berada dalam Tim Penyusun buku itu dalam kapasitas sebagai pribadi. Akan tetapi, keberadaan dua redaktur Horison sebagai bagian dari Tim Penyusun buku itu (Jamal dan Joni Ariadinata) dan seorang mantan redaktur Horison (sahabat lama saya, Agus R. Sarjono, yang mengundurkan diri dari Horison beberapa bulan yang lalu), membuat saya khawatir (saya berdoa dan berharap kekhawatiran ini tidak akan pernah terjadi) bahwa secara langsung maupun tidak langsung, diperkirakan atau tidak diperkirakan sebelumnya, akan menempatkan majalah sastra Horison, majalah sastra yang saya cintai, yang kita cintai, dalam situasi yang sulit di masa kini dan di masa depan.
Jamal D. Rahman yang baik, sahabat saya yang budiman. Saya menulis surat pengunduran diri dari majalah sastra Horison sebagai surat terbuka ini (yang saya umumkan hanya melalui dua saluran, yaitu melalui status saya di Facebook dan melalui website yang saya kelola, Sastra Digital, www.satradigital.com) tiada lain supaya publik sastra Indonesia dapat mengetahui dari orang pertama bahwa pengunduran diri saya adalah murni kehendak saya pribadi dan juga mengetahui dari orang pertama alasan yang melatarbelakanginya.
Pengunduran diri saya dari majalah sastra Horison, berlaku efektif sejak tanggal, bulan, dan tahun yang tercantum di bagian bawah surat terbuka ini.
Semoga kita semua senantisa berada dalam limpahan dan curahan kasih-sayang Allah Swt., Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Cimahi, 16 Januari 2014
Cecep Syamsul Hari
Komentar
Tulis komentar baru