fiksi.kompasiana.com - puisi centil : ahmad al jaylani
“Jangan main-main dengan kelaminmu,’’ teriak Djenar Maesa Ayu.
Ini gaya
Bersih, estetik dan mendidik
Ada keterbukaan, ada kejujuran dan kelembutan
Yang bermain-main di sekitar selangkangan.
Sayup-sayup di ujung senja kudengar Taufik Ismail marah-marah;
‘’ini bukan karya sastra! Ini pornografi!’’.
Aku memandang Naning Pranoto
Oh, wajah sebuah vagina akan kucumbu lagi nanti malam
Komentar
Tulis komentar baru