Skip to Content

KETIKA POLITISI BERPUISI

Foto ombi

ketika politisi berpuisi

alih alih orasi

caci dan maki

janjinya tersembunyi

 penuh dengan teka dan teki

dan bisa saja ia berbuat apa nanti

 puisinya ia tafsir sendiri

 

 

April 2014

 


Komentar

Foto Beni Guntarman

puisi politisi....

puisi politisi, tembak sana tembak sini, kekurangan orang dicari-cari, kekurangan diri sendiri lupa diselidiki, nadanya penuh kekhawatiran, tidak siap kalah, dan belum siap untuk menang!

Beni Guntarman

Foto Boma Damar

Polusi Dihati Politisi

Hati politisi sudah berpolusi
Yang dikejar hanyalah ambisi
Berorasi mengumbar janji
Sampai mati tak akan ditepati

Senggol sana senggol sini
Akhirnya menggeol rakyat sendiri
Yang kalah lalu mendengki
Yang menang tak tau diri

Salam sastra ;)

Foto Vivi Fadhila Rezki

Demokrasi Hati untuk politisi

Demokrasi hati, tuntun diri
Pada nurani
Pada kebenaran hakiki
Demokrasi Hati tak terbeli
Tak terusik indah surga duniawi
Tawaran petinggi negeri
Iming-iming janji

Demokrasi Hati
Tampung, serap suara-suara tangis
Suara-suara susah rakyat
Di desa-desa nun jauh,
Suara-suara kritis berbisik
Di kota-kota, tempat-tempat kumuh
Di antara tukang sayur dan supir taksi
Saksi pasif mimpi negeri ini

berharap pada petinggi petinggi negeri ini
yang didapat cuma janji
setelah menempati

Demokrasi Hati
Adalah bisikan suci anak negeri
Tak ingin harta dan tak ingin benda
Terarah pada Kuasa dusta

Demokrasi Hati
Adalah pijakan berani
Abai jilat manis petinggi negeri
Demokrasi Hati
Adalah tanda
Masih ada cinta di negeri ini

vivi

Foto Jabrik

Sesuap Nasi

aku bukanlah sepiring sajian nikmat bagi kaum berdasi, dimeja demokrasi sebelum pesta pemilu..

tapi..

aku hanyalah sesuap nasi bagi mereka yang tetap terbuang setelahnya, ketika lapar bermuara pada nasib..

TR/SJ

Foto Dadeng.S.Supraji

Kala Penyair

Kala Penyair berpolitik
kaka-katanya sulit kita terka
karna ia mendewakan keambiguan
Sedangkan politisi berpuisi
kata-katanya pulgar dan gamblang
bisa didengar mayoritas penguasa dan pengusaha
namun hakekatnya keambiguan dan kegamblangan mengandung tujuan dan amanat yang sama paling tidak untuk lingkungannya
yang membedakan hanya sebatas pandang

Kala penyair berpuisi kata-katanya barangkali lebih dipahami oleh lingkungan pemujanya,
sedangkan kala politisi berpuisi tidak hanya dipahami oleh lingkungannya, barangkali oleh pengusaha dan penguasa, bahkan oleh lingkungan penyair, walaupun sang penyair sambil mencibir dan berkata, "puisi politisi tidak berbobot, ini mah orasi gampang dipahami oleh siapapun".

Foto edi jaler

politik megelitik

Tawa
Tawa
Kala gupingku mendengar suara bersuara atas nama jelata
Diam
Diam
Diam saat kesadaranku kambuh
Bahwa tak ada yang benar
Politik cuman golongan
Bukan inti kebangsaan
Tak ada yang benar
Tak ada yang benar
Nasip rakyat Seperti terasi yang di dagsngkan

Foto adi joker

orasi politisi

politisi bernyanyi atau berpuisi
penuh tafsir dan strategi
lantunan diksi namun tiada arti
rakyat ini bagai pena yang terus di ukir
namun semunya penih kikir bahkan pasir
politisi oh politisi
orasimu tiada berati karna untuk perutmu sendiri
kami disini hanya puing tragedi tiada arti
politi oh politisi
gertakmu tak menggertakkan kami apalagi bangsa ini

Foto Amilatus

akhir politisi

disaat jeruji besi sudah terbuka
disaat rasa percaya sudah sirna
untuk apa janji yang terucap
kini sirna harapan bangsa

Foto joni

politisi

politisi oh politisi
mana ada pandai berpuisi
jika bukan untuk membuai janji heheh

Foto joni

mantap

puisinya keren2 sekali gan jadi ngiri...
kunjungi juga
http://newblogspecial.blogspot.com/

Foto Lokajaya

Politisi

Politisi,
Kami hanya melihat kau berjanji di panggung orasi
tapi tak melihat kau memberi bukti,
Sampai saat ini.
inikah drama demokrasi
bebas berjanji
tapi tak pernah memberi bukti
Politisi
tak ubahnya seperti perampok di negeri ini

Foto joni

Unek-Eneg

Hanya pintar mengumbar janji tapi sulit ditepati akhirnya berujung dengan persekusi

Foto YM.Lapu

Politisi Berpuisi

Isinya Hanya Ilusi
Bahan Halusinasi
Tujuanya Legitimasi
Setelah itu Amnesia

YM.Lapu

Foto Asep K Nur Zaman

Politisi Basa-basi

Politisi, bahasamu basi
Dikasih kecap, dikasih saus
malah bau terasi
Dibungkus daun pisang
jadi makin usang

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler