kebodohan ini bermula saat salah mengeja nama
persepsi yang tak sesuai semestinya
awalnya tidak ada cacat
beriringan hingga sampai suatu masa
saat seorang akhwat menanyakan awal perjumpaan.
tapi sungguh.
tidak ada perjumpaan disana.
hanya berawal dari penerimaan bentuk permintaan pertemanan
lalu akhwat tersebut mengingatkan untuk berhati-hati.
buah manis yang merupakan hak atas ku darinya sebagai seorang saudari.
terima kasih Ya Rahman.
ia menyayangiku sebagai saudarinya.
ingatan ku,
aku pernah menuliskan satu karya sastra.
berjudul "kagum akannya"
disana aku menuliskan sosok nya.
seseorang yang salah ku persepsikan namanya
berikut penggalan tulisan dalam judul itu,,
ia manusia gigih.
banyak ide.
aku kagum akannya.
semoga Allah melindungimu, menjaga langkah mu, untuk terus berada di jalan yang haq ini.
dan sesungguhnya, aku tidak pernah meminta.
untuk mengenal mu, mengetahui mu.
seperti apa paras mu, nyata.
cukup cerita dari beberapa teman, membuat sosok mu hidup, dan menginspirasi ku.
yang aku syukuri, mengetahui cerita mu.
cukup membuat kantong kantong cerita kebaikan yang aku simpan lebih berat dari kantong satunya.
hingga tiba suatu hari.
saat apa yang tidak pernah terbesit dalam doa dan harap.
paras yang tak ku ketahui sebelumnya.
sosok manusia inspiratif, hadir di hadapan.
bersyukur.
tak ada yang berlebihan dalam tubuh ini.
jantung berdegup seperti istirahat.
bukan seperti orang habis berlari-lari.
hela panjang, seperti mensyukuri nikmat menghembuskan CO2 lebih lama.
ujian untuk sebuah hati yang belum digenapkan setengahnya.
untuk yang kemarin itu,
apa aku lulus ujian Mu, Ya Rahman?
Tulis komentar baru