Dinginku terbangun dari tidur siangku
Terasa angin membelaiku
Sisa hujan tadi dan membawa awan hitam berlalu
Sore ini langit kembali membiru
Di suatu senja tanpamu
Dibawah langit bercahayakan matahari
Yang akan tenggelam keemasan
Petang ini langit cerah
Ada sedikit awan hitam yang akan pergi
Senyummu tak nampak di mimpi siang ini
Tak mengapa, karena hatimu menulis pesan di layarku
Ketika hati mulai merindu satu sikap yang pernah ada
Ketika jiwa ingin merasakannya lagi
Dekap jiwa ingin merasakannya lagi
Oleh: ACEP ZAMZAM NOOR
Terpancar senyum ceria dari dua insan manusia
Senyum yang seakan benar mengalir alami dari hati
Terseling tingkah nan lucu serta polos
kusadap kata
berderet pada lembar
kertas sejarah
makna terjaga
hingga habis tak bias
demi damai
dongengkan lara
membara dari hati
luruhkan dengki
sejenak terlelap
menatap langit sunyi
belahan hati ada
diseberang malam
pada gelap hadir
angin mengusap
bayan wajah sayu
tanpa sepatah kata
telinga pelan terbisik
dari patahan suara
sela janji terucap
tetap seperti dahulu
kebodohan ini bermula saat salah mengeja nama
persepsi yang tak sesuai semestinya
awalnya tidak ada cacat
beriringan hingga sampai suatu masa
saat seorang akhwat menanyakan awal perjumpaan.
tapi sungguh.
tidak ada perjumpaan disana.
hanya berawal dari penerimaan bentuk permintaan pertemanan
Hatimu kerikil debu
cuma ngilu kudapat di padang batu.
Duri yang berdarah
dan perih yang bergairah
bikin sakit merekah
dan hancur mengejawantah.
Komentar Terbaru