Surat Kelulusan
(Ceritanya Abu** Lagi)
Pagi yang cerah
dengan Arona muka mencekik rada
aku memeram baju2 di semak Lemariku
letuk kusut dan tak spada dengan Yang lain
Putih Abu Warnanya
kala itu amplop-amplop menyebrangi rumah2
pelajar menanti kedatangan kertas bungkusan
ku tungguinya dengan sudut plimpang
dengan Tangan gemetar
entahlah
bacannya yang mengerak rusuk
Mengulur muara air mata
gembira
riang
membahana
Sampai rongga Mulutku tak pandai berbicara
AKU LULUS dengan sempurna
tapi pertemuan tiba-tiba haru
Mebakar lingkar tangan teman
jemari membakar kertas, Pena dan Dunia kesenian
menjadi taburan debu
tak terlupa masa putih abu-abu
debu tiap saat seperti lelakon
mengupas Angin ketika Pagi
sarapan
Saku
dan Pulsa
tanpa kausal yang jelas waktunya
aku rindu masa itu
tapi tak berani menggumamnya dalam Pikir
Ayah meruahkan mawar di relung pangerannya
dan berikan gegas di celah fikir
sepatu Baju Putih abu2
ya menggerus Lepas kekanakan
entah
berkecimpung di deras nya pendidikan
tangan-tanganku Menuai aksara Penulisan
sampai Kini
dan nanti
Tulis komentar baru