Rindu nafas abadi
: K. H. A Warits Ilyas
Denting gemercik suara hujan
Daun kemarau berjatuhan
Kicaun burung terasa gigil
Di sudut-sudut reranting
Luas lautan tidak membuat kaki ini tumbang
Untuk terus menyusuri dalamnya kerinduan
Meski tertatih melangkah ke permukaan
Dalam balut pertemuan
Saat rindu kian membuncah dipelupuk mata
Mencekal diri dilembah cahaya
Mendekap kata yang terus meronta
Menuju taman surga
Duhai Kyai
Tak ada yang dapat ku beri
Selain berupa doa
Dan taburan bunga
Diatas maqbarah mu yang asri
Setiap detak diatas tanah setapak
Denyutan kerinduan akan tetap dalam ingatan
Menyatu pada darahku yang membeku
Lalu mengabdi menjelma denyut nadi.
Annuqayah
08122020
puisi Milatus Sa'diyah
Rindu nafas abadi
: K. H. A Warits Ilyas
Denting gemercik suara hujan
Daun kemarau berjatuhan
Kicaun burung terasa gigil
Di sudut-sudut reranting
Luas lautan tidak membuat kaki ini tumbang
Untuk terus menyusuri dalamnya kerinduan
Meski tertatih melangkah ke permukaan
Dalam balut pertemuan
Saat rindu kian membuncah dipelupuk mata
Mencekal diri dilembah cahaya
Mendekap kata yang terus meronta
Menuju taman surga
Duhai Kyai
Tak ada yang dapat ku beri
Selain berupa doa
Dan taburan bunga
Diatas maqbarah mu yang asri
Setiap detak diatas tanah setapak
Denyutan kerinduan akan tetap dalam ingatan
Menyatu pada darahku yang membeku
Lalu mengabdi menjelma denyut nadi.
Annuqayah
08122020
Tulis komentar baru