Suasana tahun baru sudah semakin terasa lampu- lampu jalanan terlihat
Semakin berwarna,kembang api di jual di mana-mana
dan hampir semua orang
terlihat memegang terompet di tangan nya,suasana
terlihat begitu meriah
Semua orang terlihat begitu antusias untuk
menyambut tahun berikutnya yang
akan segera tiba.
Yurika berjalan pelan nafasnya terdengar semakin
berat dinginnya udara
terus saja menusuk kulitnya,gadis berambut pirang itu
merapatkan mantelnya
lalu menggosok-gosokkan kedua belah tangannya dan
menempelkan ke pipi, dia
memeluk tubuhnya sendiri berharap mendapatkan
Sebuah kehangatan.
Rey hanya diam dia terus mengikuti langkah yurika
Namun pandangannya
tertuju ke arah butiran-butiran salju yang terus caja
berjatuhan,udara
Semakin dingin dan mereka berdua masih dalam ke
adaan yang sama berdiam
tanpa suara seperti detik-detik sebelumnya.
“kamu jadi pergi ? kamu beneran harus ninggalin
aku ?”ucap Yurika yang
langsung saja memecahkan keheningan yang sedari tadi
terjadi
Rey terdiam dia seolah tidak tau harus berkata apa
lagi,dia memejamkan
matanya untuk beberapa detik lalu menarik nafas
berlahan dan mencoba untuk
kembali menjelaskan.
“maafkan aku kamu taukan ini sudah jadi impian aku
dari dulu,aku harus pergi ke amerika.”
Yurika terdiam,dia mencoba untuk tetap tersenyum
namun hal itu masih tak
bisa menutupi kesedihannya,matanya terlihat berkaca- kaca.
“maaf..” ucap Rey pelan.
Gadis bernama yurika itu masih terdiam dia hanya
menanggapi ucapan lelaki
itu dengan sebuah senyuman tipisnya.
“cinta jarak jauh itu gak mudah,aku gak percaya kalau
kita bisa”
Yurika menghisap berpuluh kali lipat oksigen dari
hidungnya,semua nya
terasa begitu sesak,dia mencoba menahan air bening
pelupuk mata dia berusaha untuk tidak menangis di
hadapan lelaki yang di
cintainya.
“aku percaya kita bisa”ucap Yurika sambil menatap
tajam ke arah Rey.
“tapi aku lebih percaya kalau kamu akan dapat lelaki
yang lebih baik dari
aku”Rey terdiam sejenak mencoba untuk melanjutkan
kata-kata berikutnya
“lebih baik kita putus”lanjut Rey tanpa menoleh ke
arah gadis yang ada di
Sampingnya
“kamu bercanda”kata Yurika sambil di iringi tawa.
“aku serius!”
“gak ! kamu bercandakan ?"ucap Yurika sambil
menggeleng tak percaya.
“sudah aku bilang aku serius ! kita putus aku harus
pergi tolong kamu
ngerti !”
Ucapan itu membuat Yurika terdiam di tempat,rey
menghela nafasnya dan
berangsur melangkah menjauhi yurika yang masih
terdiam.
“Rey..”ucap Yurika tertahan,seolah ada gumpalan
pahit di tenggorokan nya
dan hal itu membuatnya merasa sangat sulit untuk
melanjutkan kata-kata.
Rey berhenti melangkah,detik selanjutnya,lelaki itu
berkata dengan serak
“kamu pasti bisa dapat yang lebih baik dari aku,tolong
ngerti kita sudah
berakhir !” ucapnya tanpa menoleh
Beberapa menit kemudian Rey kembali melanjutkan
langkahnya meninggalkan
yurika yang masih terdiam,dia melangkah pelan di
bawah butiran-butiran
Salju yang turun lebih deras malam itu.
“Reyyyy...”Yurika terus berteriak memanggil nama
lelaki itu,tetapi lelaki
itu tidak peduli dia terus melangkah kan kaki nya
meninggalkan seorang gadis
dalam sebuah tangisan yang sangat memilukan.
Kini Yurika hanya bisa diam dia membiarkan dirinya
beku menahan hembusan
angin yang sangat dingin malam itu,dia merasa sangat
hancur,dia masih tidak
percaya ini benar-benar terjadi,apa benar lelaki itu
akan meninggalkan nya ?
Butiran-butiran salju berjatuhan,rey menatap nya dari
balik dinding kaca
yang ada di hadapannya,tak terasa 6 tahun sudah
berlalu akhirnya dia bisa
kembali ke tokyo,angannya kembali ke masa lalu
mengingat kembali kenangan
bersama gadis itu,gadis yang selama ini berusaha
untuk di lupakan nya,gadis
yang dulu ia tinggalkan begitu saja gadis yang dulu
terus memohon untuk
kembali bersamanya,menyesal ya dia sangat menyesal
dia sangat ingin
mengulang semuanya dia ingin kembali ke masa
lalu,dia sangat menyesal
karena telah meninggalkan gadis itu.
Rey terdiam sendiri di sudut ruangan kafe yang
tampak sepi,dinding kaca
yang ada di hadapannya menunjukan pemandangan
jalan kota tokyo yang di
penuhi salju,dia tersenyum menatap keindahan
pemandangan itu.
Berlahan ia kembali menatap ke arah gadis itu menatap ke arah seberang jalan sana,
memperhatikan gadis berambut pirang yang tengah berjalan menembus butiran
Salju,dia menggunakan
mantel tebal berwarna coklat dengan syal berwarna
Senada yang di balut di
leher jenjang nya,kaki nya yang di balut dengan
Sepatu boots berwarna hitam
itu terus melangkah menyusuri jalanan.
Rey kembali mengingat kejadian beberapa menit lalu
Saat gadis itu masih ada
di hadapannya,dia masih mengingat jelas semua kata- kata yang di ucapkan
gadis itu padanya.
“kamu tau seberapa berat aku berjuang hidup tanpa
kamu ?”
“kamu tau seberapa sakitnya perasaanku?”
“kamu tau bagaimana rasanya sebuah harapan yang
Sudah lama di bangun lalu
di hancurkan begitu saja?,seharusnya kamu dulu gak ninggalin aku"
Dengan isak tangis dia melihat yurika mengucapkan
Semua kata-kata itu
padanya,dia tidak sanggup berkata apa-apa dia merasa
Sangat berdosa karena
telah meninggalkan seorang gadis yang ternyata sangat
mencintainya.
Rey menarik nafas nya yang terasa begitu berat dia kembali melirik ke arah sebuah kertas undangan
Sampingnya,dia tersenyum melihat itu,namun di sisi
lain dia merasa sangat
terluka,ternyata dia masih sangat mencintai gadis itu.
“terima kasih sudah pergi,terima kasih sudah
membuat aku menemukan seseorang
lelaki yang lebih baik lagi,terima kasih untuk rasa
Sakitnya,terimakasih buat semua,ku
harap kamu bisa datang minggu depan”
Rey masih ingat kata-kata terakhir yang di ucapkan
yurika sebelum pergi
meninggalkan nya,dia hanya bisa diam menahan rasa
Sesak di dada,andai
Semuanya bisa di ulang dia tidak akan meninggalkan
gadis itu,kini hanya
penyesalan yang ada,dia kembali menatap ke arah
dinding kaca yang ada di
hadapan nya kini gadis itu tak terlihat lagi dia sudah
benar-benar pergi.
14/01/2015
Komentar
Tulis komentar baru