Tak ada keraguanku akanmu
Namun kesombongan mengukungku
Membuatku lupa akanmu
Lupa akan segala keindahanmu
Walau kuyakin semua untukmu, kelak
Batin berkata malu....... Kelak? Kelak kapan?
Nanti, nanti saat kau siap ku akan menjemputmu
Ku ‘kan datang dengan segenap cinta dan gemerlap keindahan untukmu
Tak ada api sepanas api darimu yang membakar semangatku tuk berjuang
Berjuang mengejar segala yang kan kupersembahkan
Tak ada air yang menyejukan patah semangatku, selain senyum dan keindahan paras wajahmu
Dengan bayangmu disetiap langkah dan juangku
...bahkan gunungpun takkan sanggup menahanku....
Angin berhembus terus melaju menembus batas batas putaran waktu
Merayapi masa masa semu diantara kita.....
Hingga tiba angin berputar, mengantarku tuk kembali kepadamu
senyum kemenangan tersungging, senyum kan datangnya kebahagiaan dan keindahan untuk kita
.... kita?....dengan gagah kukatakan ....YA ! untuk siapa lagi?
Setitikpun ku tak pernah ragu akanmu...akan kesetiaanmu akan keindahan yang ‘kan menantiku
Ku berdiri di ujung buritan.... kupandang sebuah dermaga yang tlah menungguku.....
Dengan lantang Kukatakan...tunggulah aku disitu !!...hanya satu hembusan angin lagi, ku kan bersamamu..... kita akan bersama..
Ku kan menjemputmu.... kan kusiapkan perahu terindah untukmu di dermaga itu ...layar layar tlah siap tuk terkembang...Dan sang angin sudah tak sabar ‘tuk mengantar menuju mahligai kita........
Kembali senyum tersungging di bibirku...........
.................s e n y a p.........................................s e n y a p .........................
Terdengar gemuruh di ujung sana....namun ku tak ragu.....setengah hembusan lagi ku tiba di dermaga itu.......
Tiba tiba.... dahsyat halilintar menyambar tiang tiang perahu..... gemuruh dari ujung sana tlah mengelilingiku.... sementara sang angin tak lagi berpihak padaku....mencabik cabik layar indahku.... dan badai berputar disekelilingku bersama awan awan hitam yang entah dari mana datangnya.....
Mataku nanar jiwaku tergetar....hatiku bingung... haruskah ku marah?..menangis?.....atau memaki?.... atau apa???.....aku tak tahu....... aku hanya diam......
Tersisa roda kemudi sebagai tempatku berpegang..... lambung perahuku hancur terbelah, tiang tiangnya patah, sementara layar layar tercabik berantakan..... namun masih nampak dermaga itu....
Kupaksakan sang angin tuk menolongku.... namun tak ada lagi ia disitu....kemana sang angin?...
Kuberbisik pada sepotong kayu yang tak lagi utuh, sudikah kau menjadi dayung dan membantuku
Menuju dermaga itu?.... dengan sangat perlahan kudayung perahuku bersama yang tersisa, sebuah roda kemudi kayu.......
Tak disangka sangka..... laut kembali mengganas...ombak setinggi pohon kelapa menghantam kapalku.... ribuan halilintar kembali menyambar nyambar dan menghanguskan seluruh sisa sisa tiang kapalku.... dan angin berputar mengombang ambingkan kapalku hingga karam...... dan akhirnya sebuah gelombang raksasa menghempas kapal dan diriku pada sebuah karang tajam dan menhancurkan seluruh bagian dari kapalku...... pandanganku pun nanar dan akhirnya gelap.....
....................s e n y a p ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, s e n y a p .........................................s e n y a p ............................
Pada saat ku terbangun..... kulihat laut tak lagi bergelombang, anginpun hanya semilir berhembus, tak ada awan hitam?....badai?...kemana sang halilintar?............
namun saat kusadar, kucari dermaga itu?....sepi.....ya hanya laut sepi....tak ada dermaga lagi..... kapalku?...baru kusadar kapalku tlah hancur berkeping keping....menjadi serpihan serpihan tak berarti... bahkan roda kemudiku...yang selalu kupegang kini tlah sirna jua...... semua tak bersisa? ...
namun ada rasa mengganjal di telapak tanganku....
kulihat dan kuamati..... ternyata ada sebuah rajah....
ternyata ada rajah namamu disitu.... rajah yang tlah kuukir pada sebuah roda kemudi kayu sedari dulu......
kapal dan segalanya tlah hancur....semua mimpi dan khayalan tentangmu tlah hilang....... hanya rajah ini... ya hanya rajah namamu ini yang tersisa untukku mengenangmu..............
Celoteh camar camar laut mengejutkanku.... kuarahkan pandangan ke pantai.... kulihat ada sebuah perahu ....tak lama, perahu itupun berlayar......berlayar menuju sang mentari...... dalam silau cahaya mentari kulihat ada dirimu disitu.....berdiri di buritannya...... semakin lama semakin menjauh dan menjauh......
Mataku nanar jiwaku tergetar....hatiku bingung... haruskah ku marah?..menangis?.....atau memaki?.... atau apa???.....aku tak tahu....... aku hanya diam......
Kudengar kembali camar camar laut itu
Namun kini mereka tak berceloteh
Mereka hanya terbang mengelilingiku dan menatap tajam ke arahku
yang perlahan tenggelam kedalam lautan mengikuti tiang kapal, layar, buritan dan roda kemudi yang kini bersemayam di dasarnya.... dan hanya rajah namamu yang menemaniku.....
Suatu malam...............
Nopember ‘99
Komentar
Tulis komentar baru