Api luka di dadaku. Menyala-nyala
diterpa angin kembara. Aku terkapar
sunyi. Sendiri melarung nestapa. Ke muara
malam terkapar
Saput air di mataku. Meluap-luap
diamuk badai sungkawa. Aku tertikam
lara. Sendiri dihela samsara. Ke dada
getir meruyak.
Tatap mataku kabut. Disambang
remang khayali. Kebat bayangmu terbang
mengembara ke relung-relung gaib.
Di dadaku api luka menghangus jejak
Menutup jalan kembali. Aku tersesat
arah. Sendiri terkatung-katung. Ke arahmu
cahaya gelap semata
(Salal kepada Sahabat Pencinta Jendela Sastra: ?)
Komentar
Tulis komentar baru