meski air mata tak pernah menetes
membasahi setiap sudut kerinduan
membasahi setiap sudut kesunyian
namun hati tak pernah berhenti meraung
meneteskan darah luka
meski raut wajah selalu berhias senyum
senyum yang berwajahkan kemunafikan
yang menyelubungi setiap jengkal dendam dengki
yang menyelubungi setiap depal tapak langkah
namun jiwa tak berhenti mengutuk
menyemburkan nanah luka
luka..., ya luka...
kembara ini sungguh penuh luka
luka yang sungguh sudah teramat lama
hingga kini belum sembuh berkesudahan
karena setiap detak jantung berbunyi
kecambah luka akan tersentuh
oleh kenangan yang tak kunjung lenyap
bagai panjangnya kembara hidup ini
sejak Adam hingga kini
tak perlu berfilsafat macam-macam
ini dan itu, begini, begono dan begitu soal cinta
semua orang pun bakal tau sendiri
cinta adalah milik semua orang
lebih baik jalani saja kapan ia datang
dan lepas saja kalau ia ingin pergi
tak perlu dicari kalau ia belum datang
tak perlu didekap kalau ia ingin pergi
luka..., ya luka...
kembara ini sungguh penuh luka
luka yang sungguh teramat dalam
dengan koyak-moyak yang terlalu lebar
hingga apapun tak mampu mengobatinya
sedang rindu tinggal rindu
cinta tinggal cinta
karena cinta terlanjur dicari sebelum ia datang
dan terlanjur digenggam ketika ia ingin pergi
karena cinta hanyalah pengertian dua hati
waktu dan asa tak akan pernah mengerti
bisikan yang keluar dari deru sanubari
berapa lama?
berapa hebat?
berapa indah?
kadang semua tertepikan
membuat kita tak pernah berpikir
apakah kita bisa hidup kekal dan bahagia selamanya
jika kita mencarinya lantas menggenggamnya?
sudah tentu tidak
karena cinta
bukanlah jaminan kebahagiaan
bukan pula jaminan keabadian
sebab cinta bukan untuk keabadian
bukan untuk kebahagiaan
musim tak akan bisa mengukur kebenaran cinta sejati
karena ia hanya mampu memberi tau
kalau cinta telah datang dan hinggap
jalani saja
Belantara Cinta
Andam Dewi. Senin, 30 April 2007
Komentar
Tulis komentar baru