Rasi Sunyi
Rindu itu hitam, sayang!
Pekat, sepat, nyengat dan darurat.
Apa harus selalu diadili dengan
getir-petir-sunyi?
Lihatlah, kedua lengan rindu itu kelu,
menengadah kepada jarak
yang masih terkubur dalam bahasa waktu yang berbelit-belit.
Rindu itu lebam, sayang!
kelam, memar dan sungguh kejam.
Sudah sebosan itu aku terhajar purnama.
dan sudah seampun itu aku menghuni kolong rindang-sunyi ini.
Mari reuni. Dan kita sepakati segera menyudahi
kelam yang lama membelukar di dada kita.
Pekanbaru. Pori Sunyi Sep'03
(Binoto H Balian)
Komentar
Tulis komentar baru